by Chrisna Chaniscara - Espos.id Sport - Jumat, 25 Juni 2021 - 19:58 WIB
Esposin, SOLO—Sepak bola menjadi salah satu olahraga khusus maskulin. Persepsi itu sulit dipisahkan mengingat mayoritas aktor yang tampil di dunia sepak bola adalah laki-laki. Namun pandangan tersebut sedikit demi sedikit bergeser dengan mulai maraknya iklim sepak bola perempuan di penjuru Indonesia.
Soloraya menjadi salah satu kawasan yang “merayakan” masifnya perkembangan sepak bola perempuan beberapa tahun terakhir. Kota Solo memiliki tim Putri Surakarta yang berlatih rutin sepekan tiga kali di Lapangan Jajar, Laweyan. Meski baru lahir 2015, Putri Surakarta memiliki 60 anggota yang tersebar di Soloraya hingga Magelang.
Pandemi Covid-19 tak menyurutkan mereka untuk berlatih setiap Rabu, Jumat dan Minggu. Saking semangatnya, ada sejumlah pemain asal Wonogiri yang rela menempuh perjalanan satu setengah jam demi latihan bersama.
Baca Juga: Masuk Timnas Sepak Bola Putri Indonesia, Bunga Bikin Bangga Kota Solo
Baca Juga: Masuk Timnas Sepak Bola Putri Indonesia, Bunga Bikin Bangga Kota Solo
“Setahun terakhir kami lihat animonya malah naik cukup pesat. Meski ada keterbatasan tempat latihan karena pandemi, mereka tetap semangat gabung di tim,” ujar Sekretaris Umum Putri Surakarta, Dede Irawan, saat ditemui Esposin di kawasan Pasar Pon, Kamis (24/6/2021).
Rentang usia pesepak bola perempuan di Putri Surakarta pun beragam. Dede menyebut timnya memiliki pemain yang berusia sekolah dasar hingga perempuan berkarier.
Baca Juga: Kisah Tiwi, Pesepak Bola Putri Solo yang Tak Kapok Meski 2 Kali Cedera Engkel
Pihaknya tak menampik kultur budaya yang cenderung patriarkis dan bias gender akan selalu menjadi tantangan tersendiri untuk mengampanyekan sepak bola perempuan, terutama di Jawa. Dede menyebut sebagian kalangan masih menstigmakan perempuan harus menghindari hal berbau maskulin seperti sepak bola.
“Masih ada yang mau ikutan gabung tapi takut atau malu. Namun gerakan sepak bola wanita harus terus dijalankan. Bola voli cewek saja bisa diterima dengan baik, kenapa sepak bola tidak?”
Kasus Covid-19 Meningkat, Gibran: Piala Wali Kota Solo Jalan Terus
Beruntung Putri Surakarta tak berjalan sendiri untuk mengampanyekan kesetaraan lewat sepak bola. Pasoepati dan Kaukus Anak Gawang menjadi beberapa organisasi yang intens mendukung perkembangan sepak bola perempuan di Soloraya.
Pasoepati bahkan sering mengawal Putri Surakarta di sejumlah kegiatan. “Putri Surakarta ke depanbisa menjadi bank pemain, membawa para penghobi sepak bola menjadi pemain-pemain profesional,” ujar Menteri Dalam Negeri Pasoepati, Adried Tersiantoro.