by Hanifah Kusumastuti Jibi Solopos - Espos.id Sport - Selasa, 19 Agustus 2014 - 10:25 WIB
Seperti diketahui pengeluaran Persis dipastikan membengkak ketika mereka berlaga di babak 16 besar, termasuk menyangkut masalah akomodasi laga-laga tandang. Pasalnya, dalam putaran itu mereka berpeluang bertemu tim-tim yang berasal dari luar Jawa Tengah (Jateng), bahkan luar Jawa.
Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, menaruh perhatian besar atas situasi menyedihkan yang menimpa finansial Laskar Sambernyawa. Untuk itu, mereka meminta agar manajen secepatnya mencari sponsor yang bisa membantu dan mendanai klub besutan Widyantoro ini.
“Istilahnya kalau dagangan semakin bagus maka akan semakin banyak yang beli. Dengan lolosnya Persis ke babak 16 besar, tentu akan ada pihak-pihak yang tertarik jadi sponsor. Apalagi seandainya nanti Persis bisa lolos ISL. Nah, itu tergantung bagaimana manajemen, pintar-pintarnya manajemen,” jelas Ginda ketika dihubungi Esposin, Senin (18/8/2014).
Menurut Ginda, para pemain Persis sudah berusaha mengerahkan kemampuannya di lapangan. Terbukti mereka belum pernah terkalahkan selama di laga kandang maupun tandang pada fase Grup D. “Pemain sudah all-out di lapangan, suporter juga selalu all-out memberikan dukungan, sekarang tinggal manajemen saja bagaimana all-out mencari sponsor,” terangnya.
Pasoepati siap menyumbang tenaga dan pikirannya membantu menajemen memikat sponsor. Namun, lanjut Ginda, upaya itu harus berasal dari manajemen terlebih dahulu. “Misalnya kami diminta nyanyikan tag line produk atau sponsor itu, kami siap. Kita diminta ngecat stadion kami siap. Kalau kita diminta cari ‘beras’ kita akan cari ‘beras’, tapi ingat yang meracik harus dari menjemen,” sambung dia.
Sementara itu, pelatih Persis Solo, Widyantoro, mengaku secara tidak langsung persoalan keuangan Persis bisa mempengarungi konsentrasi pemain di lapangan. Namun, dia sangat percaya manajemen bisa mengatasi persoalan itu. “Saya percaya saja sama manajemen bagaimana nanti masalah nonteknis [keuangan] di babak 16 besar,” terang mantan arsitek PSS Sleman itu. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/Solopos)