by Septina Arifiani Jibi Solopos - Espos.id Sport - Kamis, 31 Juli 2014 - 00:37 WIB
Akibat kerusakan pembangkit listrik itu, masyarakat Gaza pun dihadapkan dengan masalah baru: hidup tanpa listrik. Kondisi tersebut dinilai dapat melumpuhkan berbagai sendi kehidupan mereka.
The Guardian, Rabu (30/7/2014) melaporkan, Amnesty Internasional mengatakan perusakan pembangkit listrik di Gaza itu merupakan sebuah bentuk hukuman kolektif terhadap warga Palestina. Pasok air, pengolahan limbah, serta pasokan listrik ke beberapa peralatan medis menjadi terganggu.
Kerusakan pada pembangkit listrik tersebut juga dapat melumpuhkan pompa yang mengalirkan air ke sejumlah pemukiman penduduk. “Kita perlu waktu setidaknya setahun untuk memperbaiki pembangkit listrik, turbin, tangki bahan bakar dan ruang kontrol. Semuanya telah terbakar,” kata Fathi Khalil Sheik selaku otoritas energi, Gaza.
Tembakan militer Israel, Rabu (30/7/2014) pagi, menewaskan 21 warga Palestina. Kendaraan lapis baja menggempur rumah-rumah penduduk di Jabalya Timur, Gaza Utara, dan menewaskan 13 orang serta melukai banyak warga sipil.
Petugas rumah sakit di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas di Palestina kini telah mencapai 1.224 orang, sebagian besar berasal dari warga sipil. PBB mengatakan setidaknya 182.000 orang atau sekitar 10% penduduk di Gaza kini tengah mencari perlindungan di beberapa bangunan yang masih tersisa.