by Chrisna Chaniscara - Espos.id Sport - Rabu, 14 Juli 2021 - 05:15 WIB
Esposin, SOLO--Persis Solo bukan sekadar bond (perkumpulan) sepak bola. Meski bergerak di bidang olahraga, klub yang dahulu bernama Vorstenlandche Voetbal Bond atau VVB itu tak gagap dengan kerja-kerja sosial.
Hari lahir pada 30 Maret 1923 (ada versi yang menyebutkan 8 November 1923) diiringi sejumlah aksi solidaritas lintas latar belakang. “Persis sudah menjadi wadah yang menyatukan,” ujar Fauzi, fans Persis yang juga Koordinator Riset Solo Societeit saat berbincang soal sejarah Persis dengan Esposin, beberapa waktu lalu.
VVB turut menjadi pelopor lahirnya sebuah perkumpulan bernama Comite Penolong Kesengsaraan Oemoem pada Agustus 1923. Perkumpulan yang juga diisi organisasi kepemudaan, organisasi agama, hingga kelompok musik itu memunyai tujuan mulia, memikirkan federasi berazas menolong pada kesengsaraan umum.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berkepanjangan, Peran Sosial Persis Solo Dinanti
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berkepanjangan, Peran Sosial Persis Solo Dinanti
Mereka sempat menggelar pasar malam yang nominal tiketnya disumbangkan untuk pendidikan rakyat. Di luar komite, VVB juga pernah menggelar laga amal untuk membantu prajurit veteran dan memberi bantuan pada Yayasan Oemat Islam.
Bidang kesehatan tak luput dari perhatian Persis dengan membantu pengobatan penderita tuberculosis. Seluruh kegiatan sosial ini dapat dilakukan secara konsisten karena klub didukung finansial yang baik (Berita PSSI, Januari 1940).
Baca Juga: Buronan Pembobol Bank Mandiri Rp120 Miliar Ditangkap saat Terpapar Covid-19
“Persis dapat mengoptimalkan fungsi sosial lewat pembagian bahan pangan atau memfasilitasi vaksinasi untuk suporter. Yang tak kalah penting, Persis juga perlu terus membangun kesadaran pentingnya penerapan protokol kesehatan,” ujar Fauzi, Selasa (13/7/2021).
Dengan kondisi keuangan yang lebih baik menyusul peralihan kepemilikan pada trio Kaesang Pangarep, Kevin Nugroho, dan Erick Thohir, Laskar Sambernyawa dinilai bisa berperan lebih di lingkungan masyarakat.
Baca Juga: Prabowo Dapat Jempol dari Jokowi di Istana Merdeka
Tokoh Pasoepati Pasar Kliwon, Yudi Winarno, mengatakan Persis perlu belajar dari akar sejarah agar kembali membumi dengan lingkungannya. “Sehingga kehadiran Persis tak hanya dinanti di sepak bola, tapi juga jiwa sosialnya. Mumpung sekarang sumber daya di manajemen, birokrasi, dan suporter dapat bersinergi,” tutur dia.