by Rudi Hartono Surya Wahyu Tri Kusuma - Espos.id Sport - Jumat, 7 Juli 2023 - 14:13 WIB
Esposin, SOLO--Sejarah klub sepak bola Persis Solo, kontestan Liga 1 musim 2023/2024.
Persis Solo menjadi salah satu tim yang diperhitungkan pada Liga 1 musim 2023/2024. Ini merupakan musim kedua Laskar Sambernyawa berpartisipasi di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia sejak era Liga 1.
Pada musim pertama berada di Liga 1 2022/2023, Persis Solo finis di posisi 10, capaian cukup baik bagi tim promosi. Bahkan, posisi akhir klasemen Persis Solo lebih baik dibanding PSIS Semarang, kontestan yang jauh lebih lama di Liga 1. Saat itu PSIS finis posisi 13.
Sebelum seperti sekarang, Persis Solo memiliki sejarah panjang di kancah sepak bola nasional.
Seperti namanya, Persis dibentuk di Kota Solo pada masa penjajahan Belanda yakni 8 November 1923 oleh Sastrosaksono. Persis lahir dengan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), perserikatan sepak bola di Solo.
Nama perserikatan itu diubah menjadi Persatuan Sepak Raga Indonesia Soerakarta (Persis) pada 1928. Pengubahan nama itu sebagai respons adanya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Lalu pada 1933 nama perserikatan disempurnakan, yakni kata sepak raga diubah menjadi sepak bola.
Dalam catatan sejarah, VVB yang merupakan cikal bakal Persis Solo menjadi salah satu klub yang ikut andail dalam pendirian Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI) pada 19 April 1930 di Joga atas prakarsa Soeratin Sosrosoegondo. PSSI pada masa itu cikal bakal PSSI yang sekarang, yakni Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
Saat itu, perwakilan VVB yakni Soekarno (bukan Bung Karno), bersama petinggi klub yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia berkoordinasi secara diam-diam untuk membentuk PSSI.
Berikut sejarah berdirinya Persis Solo berdasar informasi yang dikutip Esposin dari laman resmi klub, persissolo.id dan pasoepati.net, Jumat (7/7/2023).
Didasari atas keyakinan ketiga tokoh tersebut bahwa permainan sepak bola dapat dimainkan oleh siapapun tanpa ada batasan tertentu.
Perubahan nama ini adalah salah satu bentuk pengejawantahan nilai perjuangan dan persatuan yang terdapat dalam isi sumpah pemuda. Secara nonformal, nama Persis mulai digunakan klub.
Selain itu Perserikatan Sepak Raga Mataram (PSM), Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), dan Voetbalbond Indonesische Jacarta (VIJ).
Terbentuknya PSSI berasal dari semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk melawan imperialisme Belanda kala itu.
Saat ini, Persis Solo memiliki markas di Stadion Manahan yang berkapasitas hingga 35.000 penonton. Persis Solo juga memiliki Stadion Sriwedari sebagai pusat latihan tim.
Persis Solo mempunyai basis supporter yang sangat besar yang bernama Pasoepati. Pada masa sekarang Persis Solo mempunyai banyak basis suporter seperti Garis Keras (GK) , Surakartans (B6) , Ultras 1923 , Sambernyawa dan East Gate Crew.
Pada masa lalu, Persis Solo pernah meraih tujuh gelar juara di era perserikatan. Berikut daftar prestasi Persis Solo di masa lalu:
Persis Solo sempat mengendap cukup lama di kompetisi Divisi Utama dan Liga 2 Indonesia setelah terdegradasi pada 2008. Persis Solo kesulitan kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Baru pada 2021 Persis Solo dapat kembali promosi setelah menjadi juara LIga 2 Indonesia mengalahkan Rans FC.
Persis memiliki rival se-Jawa Tengah (Jateng) yakni PSIS Semarang selain PSIM Yogyakarta. Derbi Persis dan PSIS disebut Derbi Jateng.
Selain dengan kedua klub di atas, Persis juga mempunyai satu rival lagi yakni PSCS Cilacap. Derbi ini di sebut Derbi Jawa Tengah Selatan yang berdasar pada letak Kota Solo dan Cilacap yang terletak pada Jawa Tengah bagian selatan.
Persis Solo pernah melahirkan pemain-pemain muda bertalenta, dua di antaranya penjaga gawang Wahyu Tri Nugroho dan bek Wahyu Wijiastanto. Keduanya berhasil masuk dan membela timnas Indonesia.
Demikian sejarah Persis Solo klub kebanggan masyarakat Solo.