by Farida Trisnaningtyas Jibi Solopos - Espos.id Sport - Kamis, 18 September 2014 - 06:25 WIB
Selepas lulus dari kelas balap 250 cc pada musim 2008 silam, pembalap 28 tahun itu memilih World Supersport Championship sebagai ajang untuk melanjutkan kariernya. Ia bertahan hingga musim 2010 sebelum akhirnya hengkang ke WSBK sampai sekarang. Kini ia merasa tertantang untuk menimba ilmu baru dengan memilih MotoGP.
“Saya sudah pernah mengikuti setidaknya tiga grand prix [MotoGP] untuk mendukung Michael [adik] yang membalap untuk Paul Bird Motorsport. Saya juga sudah berbicara dengan beberapa tim. Memang tak mudah beradaptasi dengan ajang baru,” ungkapnya, dilansir MotoGP, Rabu (17/9/2014).
Nama Laverty memang menjadi salah satu pembalap potensial yang akan berstatus sebagai debutan di kelas balap premier musim depan. Namanya pun sempat dihubungkan dengan sejumlah tim seperti Aspar, Pramac, dan Forward.
“Sesuai dengan gaya balap saya, saya suka dengan Honda, tetapi saya tak yakin ada kursi kosong di sana. Yang saya maksud adalah di kelas terbuka, jelas bukan di kelas pabrikan. Saya tak sabar menanti tahun depan,” imbuhnya.
Selama berada di WSBK, pembalap asal Irlandia Utara itu membela sebanyak tiga tim, yakni Yamaha, Aprilia, dan Suzuki. Prestasi terbaiknya adalah finis sebagai runner up di musim 2013.
“Saya ingin berterima kasih kepada Voltcom Crescent Suzuki untuk semua dukungan mereka di musim ini. Kami mengawali tahun ini dengan kemenangan manis di Phillip Island. Kami masih memiliki dua seri lagi,” terangnya.
Apa yang dilakukan Laverty ini berbalikan dengan sang adik yang kini masih berada di MotoGP. Michael justru ingin mengakhiri kariernya di ajang tersebut dan menjajal pengalaman baru di WSBK atau BSB tahun depan.
Sebelumnya, juara dunia MotoGP 2006, Nikcy Hayden, bakal bertahan di Aspar untuk musim depan. Sedangkan pembalap WSBK asal Kawasaki, Loris Baz, akan menjadi rekan baru Nicky. Ia sepakat meneken kontrak dengan tim kelas terbuka Honda itu mulai tahun depan. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)