by Arief Junianto Jibi Harian Jogja - Espos.id Sport - Kamis, 28 Januari 2016 - 06:35 WIB
Harianregional.com, JOGJA — PT Liga Indonesia akan menerapkan budgeting cap pada Indonesia Super Competition (ISC) 2016 mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Corporate Secretary PT LI Tigorshalom Boboy, Rabu (27/1/2016). Tigor menyebut budjeting cap yang dimaksud adalah bujet untuk belanja pemain. Hanya saja, untuk menerapkannya, ia akan memasukkan variabel-variabel pembeda. Hal inilah yang nantinya akan menyebabkan perbedaan besaran bujet di masing-masing klub.
“Contohnya di Papua. Bujet belanja pemain di sana jelas akan jauh lebih besar ketimbang daerah lain. Pertimbangannya adalah biaya hidup di sana juga jauh lebih besar,” ungkap Tigor saat dihubungi Harianregional.com, Rabu (27/1/2016) siang.
Dalam kesempatan yang sama, Tigor juga menyinggung perihal kebijakan marquee player. Kebijakan ini diterapkannya dalam budgeting cap tersebut. Dijelaskannya, kebijakan marquee player adalah regulasi untuk mengatur besaran nilai kontrak terhadap pemain-pemain tertentu.
Para pemain yang tergolong sebagai marquee player diperbolehkan memiliki banderol lebih. Akan tetapi, Tigor menyatakan tetap akan membatasi jumlah marquee player dalam satu klub.
“Setiap klub maksimal hanya boleh memakai tiga orang saja [marquee player],” tutur Tigor.