by Redaksi - Espos.id Sport - Selasa, 10 Desember 2013 - 02:10 WIB
Ketua Pengcab PBSI Solo, Susanto, mengatakan sejauh ini lobi-lobi PBSI Solo ke PBSI Jateng dan PBSI berlangsung mulus. Pria yang akrab disapa Santo tersebut mengklaim telah mendapat lampu hijau untuk menggelar dua turnamen bergengsi itu tahun depan.
“Solo memang selalu berusaha setiap tahunnya menjadi tuan rumah untuk turnamen besar, minimal level nasional,” beber Santo kepada Espos via telepon, Senin (9/12/2013).
Sejauh ini, jumlah Sirnas di Indonesia terus mengalami penambahan. Untuk tahun ini, setidaknya terdapat 10 seri Sernas yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. Solo sendiri belum pernah dijadikan tuan rumah untuk kejuaraan bergengsi level nasional ini.
“Untuk Sirnas Jateng, dulunya sering digelar di Tegal, kemudian sekitar dua tahun terakhir pindah ke Semarang. Nah, kami harap tahun depan Solo jadi tuan rumahnya. Ini [Sirnas] menyangkut pembinaan,” jelas Santo.
Ambisi PBSI Solo untuk menjadikan Kota Bengawan sebagai tuan rumah Indonesia Open GPG juga tak kalah besar. Sebab, Solo sudah cukup lama absen menggelar turnamen level internasional tersebut.
“Sebelum ada era Super Series dan Grand Prix, Solo pernah jadi tuan rumah Indonesia Open pada 1997. Kami ingin kembali menjadi tuan rumah,” sambung Santo.
Indonesia Open GPG merupakan satu dari dua agenda rutin Badminton World Federation (BWF) yang digelar di Tanah Air. Selain itu, Indonesia juga kebagian menggelar turnamen level Super Series. Untuk 2013 ini, Indonesia Open GPG digelar di GOR Amongraga Jogja. Sedangkan untuk Indonesia Open Super Series 2013 diadakan di Istora Senayan Jakarta. “Kami yakin bisa menjadi tuan rumah untuk Indonesia Open GPG tahun depan. Namun, untuk memindahkan Indonesia Open Super Series dari Jakarta, sepertinya masih berat,” tegas dia.
Ketua Pengprov PBSI Jateng, HM. Anwari, mengaku Solo yang berpotensi menjadi tuan rumah Sirnas dan Indonesia Open GPG. Namun, sejauh ini surat resmi dan jadwal agenda PBSI dan BWF untuk 2014, belum turun. “Kami masih menunggu jadwal itu turun,” jelas Anwari. (Hanifah Kusumastuti/JIBI)