Esposin, SOLO--Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mengeluarkan kebijakan kontroversial.
Federasi melarang wasit menghentikan pertandingan untuk memberi waktu berbuka puasa pada Ramadan ini bagi pemain muslim Liga Prancis.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Kebijakan resmi FFF itu dalam bentuk surat sudah dikirimkan kepada seluruh perangkat pertandingan dan klub Liga Prancis. Menurut FFF, menghentikan pertandingan untuk berbuka puasa dianggap melanggar Statuta Organisasi.
"Sepak bola tidak melihat pilihan politik, agama, atau ideologis para pelakunya. Prinsip ini berlaku untuk semua orang, badan, klub, pemegang lisensi, dan wasit," kata FFF dalam email yang dikirimkan kepada wasit dan klub dikutip dari Bisnis.com, Senin (3/4/2023).
Sikap FFF ini berbeda dengan kebijakan pengelola liga lain seperti Premier League yang memberikan jeda waktu agar pemain muslim bisa berbuka puasa.
Keputusan kontroversial FFF itu mendapat kecaman dari suporter Paris Saint-Germain (PSG) kala menghadapi Lyon, Senin.
Suporter PSG membentangkan spanduk yang berisi kritik terhadap sikap diskriminatif FFF kepada pemain muslim.
"Padahal cuma sebuah kurma dan segelas air minum, tapi menjadi mimpi buruk bagi FFF," tulis fans PSG.
Kritik juga datang dari pemain timnas Prancis, Lucas Digne, yang mengunggah protesnya di media sosial.
Eks pemain Everton itu mengatakan pertandingan bisa saja terhenti 20 menit karena wasit mengambil keputusan. Namun, Digne merasa aneh ketika FFF tak bisa memberikan satu menit saja untuk meneguk air atau membatalkan puasa.
"2023 kita bisa menghentikan pertandingan selama 20 menit untuk mengambil keputusan, tetapi tidak 1 menit untuk minum air," kata Digne.