by Farida Trisnaningtyas Jibi Solopos - Espos.id Sport - Rabu, 4 September 2013 - 12:07 WIB
Unggulan ketiga ini dipermainkan petenis nonunggulan yang membuatnya tergelincir di set pertama. Petenis Inggris ini kembali menemukan irama permainan terbaiknya dan membalikkan keadaan tiga set berikutnya.
“Angin terasa sangat kencang di lapangan. Kami berdua bergulat dengan waktu agar cuaca buruk tak mengganggu permainan kami. Istomin adalah petenis yang luar biasa tangguh,” kata Murray, seperti dikutip Skysports, Rabu.
Istomin tengah berupaya menjadi petenis pertama Uzbekistan yang mampu menggapai perempar final grand slam. Sayangnya, usahanya itu terhenti saat ia bertemu petenis sekelas Murray. Meskipun demikian, aksinya di Arthur Ashe Stadium cukup membuat petenis nomor satu Inggris itu kewalahan.
“Saya mulai mendikte permainan sedikit demi sedikit. Saya melancarkan forehand untuk membendung serangannya. Saya merasa terlalu lengah di set pertama sehingga membiarkannya leluasa mengumpulkan poin,” imbuhnya.
Juara Wimbledon 2013 ini bermain lebih baik di set kedua. Murray beraksi lewat reli forehand yang berefek pada permainannya. Kecerdikannya sebagai salah satu petenis papan atas dunia teruji saat ia suskes menancapkan dominasinya atas petenis nonunggulan itu. Murray ditantang petenis peringkat kesembilan dunia, Stanislas Wawrinka yang lebih dulu tiba di babak delapan besar seusai menjegal Tomas Berdych 3-6, 6-1, 7-6 (6), 6-2.