Pelatih Jember United (JU) Junior (Jr.), Budi Yulianto, mengaku timnya tak mendapat hadiah apa-apa setelah memenangi kompetisi Piala Suratin 2014. Ia menilai seharusnya PSSI selaku operator Piala Suratin turut memberikan semacam fresh money, sebagai bentuk penghargaan bagi para pemainnya yang telah bekerja keras meraih gelar juara.
“Ya minimal kita itu diberi uang. Bukan uang bonus, tapi uang pembinaan. Rp50 juta saja, anak-anak ini sudah senang. Mereka sudah kerja keras sejak awal dan seharusnya jerih payah mereka mendapat fresh money, tentu bisa lebih semangat,” ujar Budi kepada wartawan seusai laga final Piala Suratin di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (2/12) lalu.
JU Jr. tampil sebagai juara satu setelah di partai final mengalahkan Persis Jr. 3-1 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (2/12) lalu. Sementara, pada laga lebih awal, Nusa Ina Maluku Jr. meraih predikat juara tiga seusai menundukkan Bontang FC Jr, dengan skor yang sama.
Namun, keberhasilan tim-tim itu meraih gelar sepertinya kurang mendapat apresiasi dari PSSI, selaku operator kompetisi. Ketiganya hanya mendapatkan medali dan trofi atas jerih payahnya selama mengikuti kompetisi yang menjadi tonggak pembinaan pemain muda di Tanah Air itu.
Senada juga diungkapkan kubu Persis Jr. melalui manajernya Paulus Haryoto. Pria yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kota Solo itu menilai seharusnya PSSI mau memberikan fresh money pada para tim juara, terlebih untuk menggapai partai puncak tim-tim itu sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
“Harusnya kan ada hadiah uang pembinaan. Hadiah itu sebagai bentuk support bagi tim-tim ini setelah mengikuti kompetisi. Apalagi, setelah memasuki babak delapan besar [nasional], biaya yang dikeluarkan mereka tidaklah sedikit,” beber Paulus.
Persis Jr. memang menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk mengikuti kompetisi, yang dianggap sebagai tonggak pembinaan pemain usia muda ini. Saat mengikuti putaran daerah saja, Persis Jr. sudah menghabiskan dana sekitar Rp100 jutaan, yang berasal dari bantuan KONI.
Memasuki putaran nasional, biaya yang dibutuhkan Persis semakin membengkak. Namun, dana dari KONI sudah tak tersisa lagi.
Praktis, efisiensi pun diberlakukan pada tim junior Persis, mulai dari penghematan dana saat melakoni tur hingga penundaan pembayaran gaji bagi pelatih maupun ofisial tim. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)