by Chrisna Chaniscara - Espos.id Sport - Senin, 6 September 2021 - 03:48 WIB
Esposin, SOLO—Kontingen Indonesia menorehkan prestasi manis dalam Paralimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 24 Agustus-5 September 2021.
Tim Merah Putih menutup ajang dengan raihan dua medali emas, tiga perak dan empat perunggu untuk menempati peringkat ke-43 klasemen akhir.
Capaian ini amat berkesan mengingat banyak target yang mampu dilampaui David Jacobs dkk.
Baca Juga: China Jawara Paralimpiade, Indonesia Raih Pencapaian Terbaik
Sebelumnya Indonesia hanya membidik satu emas, satu perak dan tiga perunggu dalam pesta olahraga disabilitas sedunia itu.
Indonesia juga cuma mematok nangkring di 60 besar dunia, memperbaiki torehan di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 yang hanya memeroleh satu perunggu dan berada di peringkat ke-76.
Tak hanya melampaui target prestasi, capaian di Tokyo menjadi torehan terbaik sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia di Paralimpiade.
Hasil di Negeri Matahari Terbit mampu melampaui torehan medali terbanyak Indonesia sebelumnya yakni dua emas, satu perak dan tiga perunggu di Paralimpiade Toronto 1976, ajang paralimpiade pertama yang diikuti Merah Putih.
Baca Juga: Indonesia Akhiri Puasa Medali Emas Paralimpiade, Ini Kisah Perjuangan Ratri/Khalimatus
Catatan gemilang ini tak lepas dari tambahan satu medali emas, satu perak dan satu perunggu yang disumbangkan atlet para-badminton pada hari terakhir, Minggu (5/9/2021).
Leani Ratri Oktila yang pada hari Sabtu (4/9/2021) mencatatkan emas di ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah giliran mereguk prestasi di ganda campuran bersama Hary Susanto.
Hary/Ratri memenangi ganda campuran SL3-SU5 dengan menundukkan pasangan Prancis, Lucas Mazur/Faustine Noel, 23-21, 21-17.
Beberapa jam sebelumnya, Ratri menyumbangkan perak di sektor tunggal putri SL4. Pebulu tangkis 30 tahun asal Riau itu harus puas di posisi kedua usai dibekuk rivalnya asal China, Cheng He Fang, 19-21, 21-17, 16-21.
Adapun satu perunggu tambahan di hari penutupan disumbangkan atlet asal Solo, Fredy Setiawan. Fredy tampil tanpa beban untuk menang meyakinkan atas Tarun (India), 21-17, 21-11.
Rima mengatakan target itu bukan mustahil apabila Indonesia mampu meloloskan atletnya di cabang olahraga seperti panahan dan boccia.
Indonesia masih bergantung pada para-badminton di ajang Tokyo dengan total torehan dua emas, dua perak dan dua perunggu.
Satu perak lain ditorehkan cabang para-angkat berat dan masing-masing satu perunggu dari para-atletik dan tenis meja.
Baca Juga: Leani Ratri Siap Unjuk Gigi di Para Bulu Tangkis Paralimpiade Tokyo 2020
“Kami dorong panahan dan boccia agar bisa menerjunkan atlet di Paris. Di sisa tiga tahun persiapan ini, kami akan mengikuti banyak kejuaraan untuk mencari ranking poin,” ujar Rima.
Leani Ratri Oktila mengaku bangga bisa langsung menyumbangkan dua emas di para-badminton yang baru kali pertama dipertandingkan di paralimpiade.
Secara khusus, Ratri mempersembahkan medali emas keduanya untuk partner di ganda campuran sejak 2016, Hary Susanto.
“Medali emas yang kedua ini sangat spesial bagi saya dan mas Hary. Kami sangat bangga, terlebih lagi usia mas Hary kini sudah tidak muda lagi,” ucap Ratri.
Sementara itu, China menempati peringkat pertama klasemen akhir Paralimpiade 2020 dengan 96 emas, 60 perak, dan 51 perunggu.
Inggris Raya membuntuti di peringkat kedua dengan 41 emas, 38 perak, dan 45 perunggu. Inggris unggul empat emas atas Amerika Serikat yang menempati peringkat ketiga.