Esposin, SOLO -- Mahalnya harga sewa lapangan sepak bola membuat beberapa sekolah sepak bola (SSB) kesulitan.
Mereka menyebut, mahalnya sewa lapangan tersebut terjadi setelah perbaikan untuk persiapan Piala Dunia U-17 2023.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Salah satunya adalah pelatih PS Adidas Solo, Bambang. Bambang mengatakan kepada Esposin, Kamis (14/12/2023), tingginya harga sewa lapangan cukup menyulitkan timnya untuk mengadakan latihan.
"Untuk kenaikannya berapa saja di Solo saya kurang hapal. Tapi sewa lapangan sekarang mahal itu mulai sehabis direnovasi untuk Piala Dunia U-17. Kalau untuk harganya berapa silahkan tanya ke Dispora saja," kata dia.
Sedangkan menurut Kepala Dinas Pemudah dan Olahraga (Kadispora) Solo, Rini Kusumandari, menjelaskan tidak ada kenaikan harga dan masih sama sesuai dengan Peraturan Wali Kota Solo Nomor 2 Tahun 2022.
Justru ia mengatakan, sedang berupaya untuk perubahan tarif untuk lapangan tipe kecil.
"Tidak ada [kenaikan harga setelah piala dunia], Perdanya masih sama. Kami usulkan malah perubahan Perda untuk Tipe B dan C malah harganya turun," ujarnya.
Dalam Perwali tersebut, diatur beberapa harga lapangan seperti Stadion Manahan yang dipatok dengan harga Rp8,4 juta hingga Rp100 juta tergantung tingkatan dan waktu penggunaan.
Durasinya selama tiga jam. Selain itu ada Stadion Sriwedari yang dipatok dengan harga Rp4,1 hingga 68 juta.
Rini melanjutkan, mengenai turunnya harga nanti untuk lapangan Tipe B dan C yang belum direvitalisasi. Selain itu, ketentuan lainnya adalah bagi SSB dan klub non prefessional.
Terpisah, Ketua Askot Solo, Aryo Suhendra, menyanggah harga sewa lapangan sepak bola di Solo semakin mahal setelah Piala Dunia U17.
Ia menilai, harga yang dipatok Dispora sudah tepat sasaran dan sudah dipatok jauh sebelum Piala Dunia.
"Sebenarnya bukan setelah Piala Dunia kemudian menjadi mahal. Sebelum ada Piala Dunia pun sudah terbit aturan tarif dari pemerintah kota Solo. Dispora sebagai pengelola fasilitas menggunakan dasar tersebut jauh sebelum ada Piala Dunia," ujarnya.
Menurutnya, tarif yang ada sangat wajar mengingat penambahan fasilitas yang ada untuk memenuhi standar dari FIFA.
Meski begitu, Arya Suhendra menyebut, harga lapangan memang menjadi tantangan bagi SSB.
"Untuk tantangan operasional dari SSB, akademi dan klub sepakbola di era sekarang, memang salah satu tantangannya adalah biaya lapangan untuk latihan ini. Perlu diadakan diskusi lanjut dengan pihak eksekutif, legislatif dan kelompok masyarakat pengguna, sehingga akan tercipta kebijakan yang betul-betul tepat untuk semua pihak, bukan hanya benar untuk salah satu atau dua pihak saja," ucapnya.