by Abu Nadzib - Espos.id Sport - Jumat, 26 April 2024 - 19:34 WIB
Esposin, DOHA -- Tanpa mengecilkan peran para pemain lain yang menjadi pahlawan dalam sejarah lolosnya Garuda Muda ke semifinal Piala Asia U-23, ada tiga pemain yang merupakan kunci kemenangan atas Korea Selatan, Jumat (26/4/2024) pagi.
Ketiganya adalah kiper Ernando Ari Sutaryadi, Pratama Arhan dan Ramadhan Sananta.
Para pemain muda ini memiliki mental luar biasa mengatasi kegugupan sebagai algojo penalti, di tengah sorotan 10.000-an penonton di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar.
Berikut peran mereka seperti dirangkum Esposin, Jumat.
Ernando tampak tegang mengawal gawangnya. Hal itu terlihat pada menit ke-7 ketika Korsel mencetak gol dari luar kotak penalti.
Tendangan keras pemain Korsel mengarah tepat kepadanya. Dalam posisi seperti itu, biasanya bola dapat ditepis atau ditangkap oleh kiper Persebaya Surabaya tersebut.
Beruntung gol tersebut akhirnya dianulir karena sebelum bola ditendang terlebih dulu ada pemain Korsel yang offside.
Gol pertama Korsel juga tak lepas dari ketegangan Ernando. Bola pantulan dari kepala Komang Teguh tidak keras dan mengarah kepada ke Ernando.
Sayangnya Ernando tidak sigap sehingga bola lepas dan masuk ke gawang.
From zero to hero. Beruntung Ernando menebusnya di babak tos-tosan.
Kiper berusia 22 tahun itu mampu menepis dua dari 12 tendangan pemain Korsel yakni Kang Sang-yoon dan Kang-Hee Lee.
Indonesia pun menang 11-10 dan lolos ke semifinal.
Hebatnya, Ernando juga menjadi salah satu penendang yang sukses bersama Ramadhan Sananta (Persis Solo) dan Pratama Arhan (Suwon FC) yang masing-masing menendang dua kali, Rafael Struick (ADO Den Haag), Marselino Ferdinan (KMSK Deinze), Justin Hubner (Cerezo Osaka), Kelly Sroyer (Persik Kediri), Rizky Ridho (Persija Jakarta), Muhammad Ferrari (Persija Jakarta), dan Ernando Ari Sutaryadi (Persebaya Surabaya).
Hanya Arkhan Fikri (Arema FC) yang gagal membobol gawang kiper Korsel, Baek Jong-bum setelah tendangannya membentur tiang gawang.
Ia beberapa kali salah passing dan kontrol bola. Kendati beberapa kali melakukan kesalahan, mental Arhan tidak jatuh.
Semangat juangnya mengawal pemain lawan dan merebut bola patut diacungi jempol.
Puncaknya terjadi di drama adu penalti. Pratama Arhan mendapat jatah dua kali menendang penalti setelah seluruh pemain mendapatkan giliran dan kedudukan masih sama kuat.
Mental kuat Pratama membuatnya bisa mengatasi ketegangan dan berhasil menuntaskan tugasnya dengan baik.
Seusai laga mantan pemain PSIS Semarang yang kini memperkuat Suwon FC itu berlari ke tribune dan memeluk sang istri yang menyaksikan laga dengan deg-degan.
Striker andalan Persis Solo itu mampu mengatasi ketegangan dan dua tendangannya mampu merobek gawang lawan.
Belum dipercaya di skuad inti skuad Shin Tae-yong tidak membuat Ramadhan Sananta patah arang.
Dalam laga kontra Korsel, ia masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua perpanjangan waktu alias tinggal 15 menit tersisa.
Tapi Sananta mampu menebus kepercayaan Shin Tae-yong dengan mempersembahkan dua gol di drama adu penalti.