sport
Langganan

Setelah Veddriq Leonardo, Indonesia Berpeluang Tambah Medali dari Angkat Besi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Newswire  - Espos.id Sport  -  Kamis, 8 Agustus 2024 - 20:50 WIB

ESPOS.ID - Atlet angkat besi Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Rizki Juniansyah (Antara)

Esposin, PARIS -- Setelah atlet panjat tebing Veddriq Leonardo, Indonesia masih punya peluang menambah medali Olimpiade Paris 2024 melalui atlet angkat besi, Rizki Juniansyah.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan atlet angkat besi andalan Indonesia Rizki Juniansyah disegani oleh lawan-lawannya, termasuk pada Olimpide Paris 2024.

Advertisement

"Rizki telah menjadi buah bibir angkat besi, karena salah satu jagoan Indonesia ini menjadi atlet yang paling disegani, atlet yang paling ditakuti oleh lawan-lawannya. Dan itu yang benar, jadi atlet tuh di Olimpiade harus disegani dan ditakuti lawan," ujar Oktohari dalam siaran pers KOI di Jakarta pada Kamis (8/8/2024), seperti dikutip Esposin dari Antara.

Dia mengatakan, banyak pihak yang bertemu dengannya dan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan Roeslani mengaku mengetahui kemampuan Rizki dan sangat menantikan debutnya dalam Olimpiade di Paris.

Lifter berusia 21 tahun itu memiliki nama besar dalam dunia angkat besi ketika meraih medali medali perak dan emas pada Kejuaraan Dunia 2022.

Advertisement

Dia juga mencatatkan diri sebagai pemegang rekor dunia kelas 73 kg dalam Piala Dunia 2024 lewat total angkatan 365 kg di Phuket, Thailand.

"Rizki ini betul-betul jadi angin segar di Olimpiade ini, karena sangat ditunggu-tunggu penampilannya," ujarnya.

Rizki akan turun dalam kelas 63 kg putra Olimpiade Paris pada Kamis malam waktu Prancis atau Jumat waktu Indonesia.

Oktohari mengatakan, meskipun demikian Rizki harus waspada, terutama mengantisipasi strategi wakil Cina Shi Zhiyong, yang merupakan juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Tokyo 2020.

Advertisement

Dia berpesan kepada Rizki agar jangan percaya diri berlebihan karena dalam Olimpiade semua hal di luar teknis bisa terjadi.

"Jangan sampai over confidence karena apa pun ceritanya ini adalah Olimpiade, dan di Olimpiade semuanya bisa terjadi," ujarnya.

"Kita doakan yang terbaik untuk para atlet kita, karena saya yakin betul, baik itu Rizki, baik itu Bernard (atlet balap sepeda) apalagi Veddriq (atlet panjat tebing) itu semuanya atlet-atlet kebanggaan Indonesia, insya Allah akan memberikan kita kebanggaan yang sangat besar di Olimpiade Paris," tutupnya.

Ketua Umum PB PABSI Rosan Roeslani mengungkapkan Rizki memiliki semangat yang cukup tinggi untuk berlaga pada Olimpiade Paris.

Advertisement

Sebagai langkah persiapan, kata dia, Rizky dan dua lifter lain (Eko Yuli Irawan dan Nurul Akmal) telah menjalani pemusatan latihan selama tiga pekan di Montpellier, Prancis, yang berjarak cukup jauh dari Paris.

Ia mengatakan, manfaat yang dirasakan para atlet, termasuk Rizki dari pemusatan latihan tersebut.

Dia mengaku tidak hanya memperhatikan faktor teknis kesiapan atlet menjelang Olimpiade, namun juga faktor-faktor pendukung lain, seperti gizi dan psikologi supaya atlet bisa tampil maksimal.

“Faktor-faktor itu sudah kita masukkan, karena di Olimpiade ini faktor mental menjadi sangat penting. Rizki ini umurnya memang baru 21 tahun, semangat juga masih tinggi, yang penting tampil terbaik, ada strateginya, karena kita harapkan puncaknya ada di Olimpiade ini," imbuhnya.

Advertisement

Rosan meminta dukungan doa masyarakat Indonesia agar Rizki meraih medali emas pada kompetisi olahraga tertinggi dunia di Paris.

Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia mengikutsertakan 29 atlet dari 12 cabang olahraga.

Tim Indonesia berpartner dengan Aice yang juga olympic partner, Li-Ning, Didit Hediprasetyo Foundation, Lavani Jewelry, Kings Travel, Samsung, serta didukung oleh On Point, Oakley, Canon Indonesia dan Lumix Indonesia.

Sebelumnya, lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan mengakhiri Olimpiade Paris 2024 dengan tanpa medali.

Meski demikian, Eko Yuli Irawan tetap menjadi pahlawan olahraga bagi Indonesia dan contoh bagi atlet-atlet muda lainnya.

Setelah menduduki urutan kedua dalam angkatan snatch di bawah Li Fabin dari Cina, Kamis (8/8/2024), Eko Yuli gagal dalam tiga angkatan clean & jerk yang baru kali ini dia alami.

Advertisement

Dikutip Esposin dari Antara, membuat angkatan snatch pada 135 kg pada kesempatan kedua atau 8 kg di bawah Li Fabin yang mencatat angkatan 143 kg, Eko tak berhasil pada tiga kesempatan clean & jerk.

Pertama, pada angkatan 162 kg, lalu kembali 162 kg, dan terakhir 165 kg.

Padahal banyak kalangan, termasuk komentator cabang angkat besi Olimpiade Paris 2024 yang mengulas final kelas 61 kg putra pada Rabu malam WIB yakin Eko bakal memperoleh medali perak seperti dia lakukan tiga tahun silam di Tokyo.

Hal itu karena dia menduduki urutan kedua dalam angkatan snatch, di bawah juara bertahan Li Fabin.

Akhirnya angkat besi kelas 61 kg putra kembali dimenangi Li Fabin yang tiga tahun silam bertarung seru dengan Eko dalam Olimpiade Tokyo 2022.

Li Fabin tak saja menciptakan rekor Olimpiade snatch kelas 61 kg putra tapi juga menghasilkan total angkatan 310 kg, yang merupakan total angkatan terbesar dibandingkan dengan lifter-lifter lain dalam final itu.

Medali perak disabet oleh lifter Thailand Theerapong Silachai setelah membuat total angkatan 303 kg, sedangkan atlet Amerika Serikat Hampton Morris yang memecahkan rekor dunia dan Olimpiade clean & jerk kelas ini memperoleh medali perunggu setelah berakhir dengan total angkatan 298 kg.

Dalam usia 35 tahun, Eko Yuli adalah peserta tertua dalam angkat besi Olimpiade Paris 2024.

“Eko itu pahlawan kita semua, karena Eko betul-betul memberikan inspirasi dan memberikan warna yang luar biasa terhadap dunia angkat besi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia, dia true olympian. Apapun ceritanya, sebuah pelajaran berharga yang kita ambil. Terima kasih Eko Yuli, terima kasih true olympian dari Indonesia," ujar Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Setelah gagal naik podium, Eko pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali. Tapi saya sudah mencoba untuk mengeluarkan semua kemampuan saya sampai titik darah terakhir," ujarnya.

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif