by Ivan Andimuhtarom Jibi Solopos - Espos.id Sport - Kamis, 10 Oktober 2013 - 16:45 WIB
“Saya sangat terkejut. Saya pikir lebih mudah bermain di sini (Seri-A). Tetapi faktanya, pertandingan di sini lebih membutuhkan taktik, kecepatan dan kerja yang lebih keras,” ujarnya kepada Tuttosport seperti dilansir Football Italia, Kamis (10/10/2013).
Ia juga menilai setiap tim yang bertanding melawan Bianconeri, julukan Juve, berlaku seolah pertandingan itu adalah final Piala Dunia. Menurutnya semua orang ingin mengalahkan timnya. Oleh karena itu, mereka harus memberikan 100 persen perjuangan bagi tim.
“Tapi Juve telah memberi saya semangat untuk bermain sepak bola. Itu adalah hal terbaik bagi seorang pemain yang membuatnya bahagia. Dan saya ada di sini,” ujarnya.
Dalam pernyataannya, ia juga menyanjung sang allenatore, Antonio Conte yang menurutnya sangat fenomenal. Sang pelatih, kata dia, selalu menghadapi laga bagaikan sebuah laga final.
“Ia adalah pekerja keras. Tetapi Anda bisa melihat hasil yang kami dapatkan di lapangan. Ia juga sangat kaku dalam memegang kekuasaan. Ia membuat saya paham bahwa dia bertanggung jawab saat kali pertama kami berbicara,” pungkasnya.
Pemain asal Argentina tersebut bergabung dengan Si Nyonya Tua, julukan lain Juve pada musim panas lalu. Ia memutuskan pindah dari klub lamanya, ManchesterCity setelah mengalami masa sulit di tim yang kala itu dibesut oleh Roberto Mancini.