Seperti dilansir Reuters, Kamis (31/7/2014), Malcolm Glazer membeli MU seharga 790 juta poundsterling atau setara Rp15,4 triliun pada 2005 silam. Pengusaha asal Amerika yang meninggal dunia Mei lalu itu telah menjual delapan juta saham atau sekitar lima persen dari total saham mereka.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Jadi meski saham dijual, enam anak Glazer masih akan memiliki lebih dari 80% saham di Manchester United. Oleh sebab itu, penjualan saham tersebut tidak akan membawa dampak apa pun untuk klub berjuluk Setan Merah itu.
Keluarga Glazer tetap memiliki kuasa paling tinggi di tubuh United, sebuah fakta yang tampaknya akan membuat para fans kecewa. Suporter Setan Merah telah lama melancarkan aksi protes atas kepemimpinan Keluarga Glazer yang dituding membebani United dengan utang mereka.
Kendati demikian, keputusan itu bakal membuat bursa saham menjadi lebih cair untuk United setelah mereka sempat terombang-ambing di New York Stock Exchange, dua tahun lalu. Harga saham MU yang awalnya dibandrol 14 dolar (Rp162.120) meningkat menjadi 19,31 dolar (Rp223.609) pada Rabu (30/7). Nilai United naik sekitar 3,2 miliar dolar atau sekitar Rp37 triliun.
Kini, klub peraih 20 gelar Liga Premier itu tengah berupaya untuk bangkit kembali setelah menelan musim yang buruk tahun lalu. Di bawah polesan David Moyes, Setan Merah hanya mampu finis di peringkat ketujuh kompetisi kasta tertinggi di Inggris musim lalu. Mereka juga tak bisa turut tampil di kompetisi klub elit Eropa musim ini.
Optimisme kembali menghampiri para fans MU dengan kedatangan pelatih berdarah Belanda, Louis van Gaal. Selain itu, United juga telah mencapai kesepakatan dengan Adidas yang akan menopang keuangan mencapai 750 juta poundsterling atau Rp14,6 triliun selama 10 tahun. Genelar Motors Co juga bersedia menggelontorkan dana hingga 559 juta dolar (Rp6,4 triliun) untuk klub tersebut dengan mengusung brand Chevrolet di jersey Wayne Rooney dkk. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)