Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
SOLO – Aksi teror yang diterima para penggawa Persis Solo Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) saat melawat ke markas PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Minggu (9/6/2013) sore, berbuntut panjang. Manajemen Persis LPIS segera melayangkan surat kepada Komisi Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait insiden ini. Manajemen bakal melaporkan pihak Panpel PSS Sleman yang dinilai telah lalai dalam menyelenggarakan pertandingan.
Skuat yang diarsiteki Widyantoro ini mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari suporter tuan rumah saat melakoni laga tandang ke kandang Elang Jawa, julukan PSS Sleman. Para pemain dan official menjadi sasaran pelemparan batu, botol serta benda lainnya sepanjang laga. Bahkan saat pertandingan babak pertama baru akan dimulai, penjaga gawang Persis Solo, I Komang Putra, terkena lemparan batu yang membuatnya harus menerima lima jahitan di bagian kepala.
Pertandingan yang dipimpin oleh Dadan Suhanda ini juga berlangsung panas. Kartu merah yang diterima bek Persis, Yogi Alfian di paruh kedua membuat permainan semakin sengit. Persis yang tampil hanya dengan 10 pemain akhirnya harus takluk dari tuan rumah dengan skor tipis 0-1. Tekanan yang datang dari berbagai sektor ini tak pelak mengundang protes keras kepada wasit yang hampir saja berujung dengan terjadinya baku hantam dengan pihak keamanan.
Manajemen menganggap Panpel lokal lalai mengantisipasi pertandingan dengan penonton membludak serta bertindak anarkis. Di samping itu, mereka dinilai membiarkan aksi tersebut sehingga mengakibatkan adanya korban pemain dari kubu tim tamu.
"Panpel benar-benar tidak bertanggung jawab. Mereka tidak melakukan antisipasi pada pertandingan dengan penonton yang begitu banyak. Kami menerima teror sepanjang laga, tetapi seolah-olah dibiarkan begitu saja,” terang Manajer Persis LPIS, Joni Sofyan Erwandi, Senin (10/6/2013).
Joni mengungkapkan, protes tersebut bakal dikirimkan sesegera mungkin. Pihaknya berharap ada tindakan tegas dari Komdis PSSI kepada Panpel Sleman. Sebab, insiden yang terjadi di Sleman memperlihatkan kinerja Panpel yang tidak profesional.