Esposin, SOLO - Musim depan PT Liga Indonesia Baru (LIB) merilis aturan anyar mengenai jumlah pemain asing yang boleh dimiliki masing-masing klub. Jika musim ini enam pemain asing dengan ketentuan empat bebas dari negara mana pun, satu dari asia dan satu dari ASEAN.
Musim depan aturan untuk pemain asing di Liga 1 berubah menjadi delapan pemain asing, dengan aturan enam boleh dari negara manapun dan dua harus dari Asia.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Meskipun setiap klub boleh memiliki delapan pemain asing, tetapi yang boleh merumput hanya enam pemain dengan ketentuan lima pemain asing bebas dan satu dari Asia. Selain itu, regulasi untuk memainkan satu pemain U-23 minimal 45 menit dan harus bermain sejak sepak mula, kembali diberlakukan.
Kebijakan pemain asing ini memiliki respons pro dan kontra. Salah satu yang menyatakan keberatan salah satunya adalah Persis Solo. Menurut sang manajer, Chairul Basalamah atau yang akarab disapa Wan Abud ini, regulasi delapan pemain asing akan membuat pengeluaran klub akan membengkak.
"Kami intinya saat ini ada pilihan, karena dari delapan pemain yang bisa main lima asing bebas dan satu pemain asing dari Asia. Kalau dari kami sementara berpikir kualitas pemain terlebih dahulu, kami berusaha yang terbaik meskipun tidak mudah," ujarnya kepada Esposin beberapa waktu lalu.
Mantan Manajer Persebaya Surabaya ini kemudian melanjutkan, kebutuhan pemain asing akan membuat alokasi anggaran tim membengkak. Terutama kebutuhan sang pemain asing di Indonesia bisa mencapai 30 hingga 40 persen dari nilai kontrak semusim.
"Anggaran kami pasti akan bengkak, pemain asing itu semurah-murahnya tambahannya banyak. Misalkan pesawat pulang pergi, bukan untuk pemain saja tapi juga keluarganya dan fasilitas lain seperti mobil. KITAS [Kartu Izin Tinggal Sementara] juga enggak mudah. Pemain misal harganya Rp1 miliar selama setahun tambahannya bisa Rp300-400 juta, jadi harus kami pikirkan dengan matang," ucapnya.
Untuk itu, pihak klub saat ini tetap berfokus untuk memenuhi kuota enam pemain asing dengan rincian lima bebas dan satu dari asia. Ada beberapa pertimbangan untuk lebih mendahulukan untuk memenuhi kuota enam pemain asing terlebih dahulu.
"Dari Persis Solo kami akan lihat seperti apa dulu. Kami sampai hari ini berpikir untuk enam pemain asing dulu saja yang jadi prioritas. Jika memang perlu dibutuhkan penambahan pemain, kami baru akan sesuaikan dengan kebutuhan," tambahnya.
Gelombang protes juga datang dari para pemain. Beberapa pemain mengirimkan unggahan di media sosial mengenai kebijakan delapan pemain asing ini. Melalui tagar #InikahSepakbolaIndonesia di Instagram, pemain-pemain Liga 1 seperti Septian David Maulana, Henhen Herdiana, Febri Hariyadi, Dedi Kusnandar hingga Bagas Kaffa mempertanyakan regulasi tersebut.
Regulasi delapan pemain asing tentu akan mengurangi menit bermain bagi para pemain lokal. Meski begitu, aturan tersebut sebenarnya juga bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas para pemain lokal yang bermuara dengan menigkatnya kualitas dari Timnas Indonesia.
Salah satu dukungan datang dari Diego Michels melalui unggahan di akun Instagramnya, mendukung penambahan pemain asing di Liga 1. "Mohon maaf kawan-kawan di Liga 1 semua tapi saya setuju kalo di tambah kuota pemain asing. Demi kualitas liga naik, demi kualitas di latihan naik, demi kualitas kita diri sendiri naik. Demi mental naik FC," ujarnya.
Selain Diego Michels, eks pemain Timnas Indonesia dan legenda Arema FC, Zulkifli Syukur juga mengungkapkan dukungannya atas regulasi ini. Bagi pemain yang akrab dengan nomor punggung tiga ini, regulasi ini bisa menjadi pelecut semangat untuk meningkatkan kualitas pemain lokal. Meski begitu, ia juga berharap tim akan selektif dalam memilih pemain asing.
"Dengan adanya rumor mengenai penambahan jumlah pemain asing untuk musim depan saya pikir ini adalah sebuah tantangan buat seluruh pemain lokal untuk membuktikan kualitasnya, selain itu kualitas kompetisi kita juga akan ikut terdongkrak tetapi harus selektif juga dalam merekrut pemain asing. Jangan karena harga murah tapi kualitas diabaikan. Karena ujung dari perencanaan ini akan berdampak besar bagi timnas kita. Dengan kompetisi yang baik akan melahirkan pemain berkualitas dan timnas yang kuat," ulas Zulkifli.
Selain itu, jika akhirnya pemain lokal bisa bersaing di Liga 1, tentu harapannya akan semakin banyak pemain yang berkarir di luar negeri nantinya. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan karena ada beberapa liga yang menerapkan kuota pemain asing Asia Tenggara.
Liga Thailand misalnya, memiliki regulasi sembilan pemain asing, namun tiga harus berasal dari Asia Tenggara. Indonesia punya dua pemain yang berkarir di Negeri Gajah Putih, yaitu Yanto Basna dan Asnawi Mangkualam.
Pun dengan Liga Malaysia, dengan mengizinkan 10 pemain asing, namun satu harus berasal dari Asia Tenggara. Di Negeri Jiran ada Saddil Ramdani dan Jordi Amat yang menjadi bintang di Liga Super Malaysia. Selain dua liga tersebut ada Liga Kamboja yang punya kuota pemain Asia Tenggara.
Selain itu, kuota pemain Asia juga bisa dimanfaatkan oleh pemain-pemain Indonesia. Liga Jepang, Korea Selatan hingga Vietnam punya kuota untuk pemain Asia. Tentunya, ini bisa jadi kesempatan apik untuk pemain lokal berkarier di luar negeri.