by Moh. Khodiq Duhri Jibi Solopos - Espos.id Sport - Senin, 23 Oktober 2017 - 06:30 WIB
Esposin, MAGELANG — Petualangan Pasoepati Football Academy (PFA) dalam Turnamen Sepak Bola Piala Soeratin U-15 harus terhenti di babak 16 besar.
Wakil Jawa Tengah itu harus mengubur impian meraih juara setelah ditundukkan Askot Bandung, wakil Jawa Barat, dengan skor telak 1-4 dalam pertandingan yang digelar di Stadion Abu Bakrin Magelang, Minggu (22/10/2017).
Dalam pertandingan itu, Askot Bandung tampil lebih baik dibandingkan PFA. Meski mampu mengimbangi pengusaan bola, lini pertahanan PFA mampu dieksploitasi oleh barisan depan Askot Bandung. Trio bek PFA, Fadly, Sifyan dan Wildan terlihat keteteran meladeni serangan yang dibangun Yadu Mulyadi dkk.
Yadi memang menjadi momok menakutkan bagi lini pertahanan PFA. Pemain bernomor punggung 18 itu mampu menciptakan hattrick yang membawa Askot Bandung menutup babak pertama dengan skor meyakinkan 3-0. Tiga gol itu dicetak Yadi masing-masing pada menit ke-16, 36 dan 42.
Tertinggal 0-3, PFA memasukkan striker andalan Ahmad Wahib Abdullah di awal babak kedua. Namun, PFA dikejutkan dengan gol cepat yang dicetak gelandang tengah Askot Bandung, Saiful, pada menit ke-47. Skor 4-0 untuk keunggulan Askot Bandung.
Satu menit berselang, PFA mampu memperkecil ketertinggalan. Wahib hanya butuh waktu tiga menit untuk mencetak gol setelah diturunkan. Skor berubah 4-1 untuk keunggulan Askot Bandung. PFA tampil terus menekan untuk mengejar defisit gol. Namun, hingga peluit panjang dibunyikan tidak ada tambahan gol yang tercipta.
“Kami mengakui secara jujur, wakil Jabar memang bermain lebih baik. Secara kualitas permainan, mereka pantas menang. Mereka mampu memanfaatkan kelemahan kami,” ujar Pelatih PFA Dwi Joko saat dihubungi Esposin seusai pertandingan.
Kebugaran pemain memang menjadi masalah yang dihadapi PFA. Dalam sepekan ini, PFA sudah menjalani empat pertandingan. Sementara Askot Bandung baru menjalani dua pertandingan karena jumlah tim di grup yang ditempatinya hanya ada dua.
“Kebugaran pemain jelas terlihat perbadaannya. Kita juga lemah dalam mengantisipasi penetrasi lawan di kotak penalti. Kita sudah berusaha memperbaikinya, tapi belum berhasil,” terang Dwi Joko.
Meski kalah, Dwi Joko memuji penampilan anak asuhnya yang tidak kenal lelah terus berjuang di lapangan. “Anak-anak sudah berjuang maksimal. Ini adalah kejuaraan nasional pertama yang diikuti PFA. Ini menjadi pengalaman berharga untuk anak-anak,” papar Dwi Joko.