Esposin, SEMARANG - Sekitar seratusan anggota kelompok suporter asal Solo, Pasoepati, masih tertahan di Semarang. Mereka belum bisa bertolak ke Solo karena masih terjadi aksi pengadangan, sweeping pelat AD yang dilakukan suporter Semarang.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kerusuhan antara suporter Persis Solo dan PSIS Semarang ini bermula saat laga leg pertama final Piala Polda Jateng di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (4/7/2015) malam WIB. Kerusuhan terjadi usai PSIS unggul 1-0 berkat gol heading Johan di menit ke-26.
Kerusuhan ini pun membuat laga dihentikan. Meski demikian, kerusuhan justru semakin memanas dan merembet ke luar stadion.
Di luar stadion, suporter Persis yang hendak bertolak ke Solo mendapat penyerangan. Mereka bahkan terus mendapat pengadangan dan sweeping di beberapa titik antara lain, Jatingaleh, Bawen dan Ungaran.
Akibat aksi itu, suporter Persis pun tak bisa meninggalkan Semarang. Mereka masih tertahan di beberapa lokasi di pusat kota dengan pengawal dari aparat kepolisian.
Selain suporter, para pemain maupun ofisial Persis juga masih belum berani meninggalkan Semarang. Mereka menunggu pengawalan dari pihak keamanan yang akan mendampingi perjalanan mereka ke area yang aman.
"Nanti dulu, kami pulangnya menunggu instruksi dari pihak kepolisian. Jika kondusinya benar-benar aman baru kami akan pulang," ujar CEO Persis, Paulus Haryoto, saat dijumpai Espos di Semarang, Minggu (5/7/2015) dini hari WIB.
Hingga Minggu pukul 02.15 WIB, sweeping memang masih terjadi di sekitaran wilayah Bawen. Salah satu warga Ungaran mengaku kondisi jalanan di Bawen bahkan sempat mengalami kemacetan.
"Jalanan di tol Bawen macet. Masih ada segerombolan orang yang melakukan sweeping kepada suporter Persis. Untuk yang naik kendaraan plat AD sebaiknya jangan melintas dulu," ujar warga tersebut, Irliani.