Meski berstatus sebagai tim tamu, skuat berjuluk Laskar Sambernyawa itu tidak akan mengendurkan intensitas serangan. Sebab, poin penuh menjadi harga bagi dalam lawatan Persis ke Jatidiri.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Tidak perlu bermain bertahan, harus main lepas. Bermain secara normal saja, kalau bisa menyerang ya harus menyerang. Kami mencari kemenangan di kandang lawan,” ujar Direktur Olahraga dan Teknik Persis, Totok Supriyanto, kepada Esposin, Jumat (3/7/2015).
Totok optimistis Ferry Anto dkk. mampu tampil maksimal di laga krusial kali ini. Persis telah membuktikan mampu menyingkirkan sindrom laga tandang saat merebut kemenangan 3-1 atas PSCS Cilacap pada laga leg kedua semifinal di Stadion Wijaya Kusuma, Cilacap, Minggu (28/6/2015) malam.
“Ini pertandingan menarik, jadi semangat anak-anak pasti akan berbeda. Mau main home atau away yang penting semangat tinggi. Selama ini Persis selalu kalah dalam laga tandang bukan karena mainnya jelek tapi karena semangatnya kurang,” tutur manajer Persis musim lalu itu.
Optimisme senada diungkapkan Pelatih Persis, Aris Budi Sulistyo. Dalam dua pertemuan sebelumnya di babak penyisihan grup, Peris belum pernah menang atas Laskar Mahesa Jenar, julukan PSIS. Namun, Aris yakin pasukannya mampu mematahkan rekor tak terkalahkan PSIS selama mengarungi Piala Polda Jateng.
“Kami sudah mengantongi catatan kelebihan dan kekurangan mereka [PSIS] dari dua kali pertemuan sebelumnya,” kata mantan juru taktik Persik Kediri itu, saat dijumpai Espos seusai memimpin latihan di Stadion Sriwedari, Solo, Jumat sore.
Aris menilai PSIS lebih mengandalkan striker Johan Yoga sebagai target man dalam setiap laga. Kepercayaan diri Laskar Mahesa Jenar juga meningkat dengan bergabungnya winger Tim Nasional (Timnas) Indonesia, M. Ridwan. Kedua pemain itu bisa menjadi ancaman serius bagi Laskar Sambernyawa.
Namun, Aris merasa anak-anak didiknya tidak perlu terlalu merisaukan keberadaan Johan dan M. Ridwan. “Ini sepak bola, bukan hanya kemampuan individual yang menentukan tapi yang terpenting adalah team work. M. Ridwan mungkin adalah pemain dengan jam terbang tinggi, tapi saya rasa dia tidak rutin latihan. Mereka juga tidak terlaku mengenal pemain-pemain Persis, ini menjadi keuntungan bagi kami,” ungkap Aris.
Kendati demikian, Aris tidak memungkiri timnya wajib mematikan pergerakan Johan dan M. Ridwan. Kedua pemain itu tidak boleh dibiarkan melancarkan manuver dengan leluasa di lapangan.
“Mereka tetap kami jaga, tapi tidak ada penjagaan khusus. Siapa pun pemain kami yang dekat dengan mereka ya harus mematikan pergerakan mereka. Saat bermain di Solo kemarin, kami sudah berhasil mematikan Johan, bagaimana kalau duel di udara atau bagaimana kalau satu lawan satu di bawah,” ulas Aris.
Laskar Sambernyawa memboyong 20 pemain ke Semarang, Sabtu siang. Seluruh pemain juga berada dalam kondisi fit untuk menantang Laskar Mahesa Jenar, termasuk Saddam Husain dan Ainudin Devira yang sempat dilanda cedera. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)