Esposin, CHICAGO -- Panama pantas menyesali hasil final Gold Cup (Piala Emas) 2013 setelah mengulang kekalahan 2005 silam dari Amerika Serikat (AS) di Soldier Field, Senin (29/7/2013) pagi WIB.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Hasil buruk itu tidak hanya menggagalkan misi balas dendam Panama. Tetapi lebih dari itu menghilangkan kans meraih gelar untuk kali pertama sepanjang sejarah turnamen antarnegara di benua Amerika Utara, Tengah, dan Karibia itu.
Sebelumnya Panama lolos ke partai puncak Gold Cup pada 2005, namun gagal menjadi jawara setelah takluk dari AS lewat adu penalti. Nasib skuat Julio Dely Valdez tidak lebih baik tahun ini setelah mereka juga kalah 0-1 dari AS di laga final.
Tetapi terlepas dari hasil buruk itu, Panama sepertinya cukup puas dengan posisi runner up. Dely bahkan memuji anak asuhnya yang dinilai telah tampil habis-habisan di final.
“Kami semua berharap dan ingin memenangi [final Gold Cup]. Tim merasa telah memberikan segala yang kami bisa,” ungkap Dely dalam komentarnya, dilansir CBC.
“Aku berkata ingin meninggalkan turnamen Gold Cup dengan perasaan yang bagus dan kami telah melakukannya,” lanjut pelatih berusia 46 tahun itu.
Statistik laga kedua tim sepanjang 90 menit menunjukkan Panama memang jauh tertinggal dari AS. Soccerway mencatat Gabriel Torres dkk hanya memiliki penguasaan bola sebesar 31%, kalah jauh dibandingkan AS dengan possession ball 69%.
Selain itu dari jumlah tendangan ke gawang, Panama sama sekali gagal mengarahkan bola ke gawang dari lima percobaan yang dilakukannya. Celakanya, AS yang hanya punya satu tendangan ke arah gawang justru berbuah gol kemenangan tim lawan.
Dengan kegagalan di final Gold Cup 2013, prestasi terbaik tim Amerika Tengah ini adalah dua kali menjadi runner up. Dalam final Gold Cup pertamanya pada 2005 silam, Panama kalah lewat penalti setelah bermain imbang tanpa gol selama 120 menit.
Sementara itu Pelatih AS, Juergen Klinsman, tak mampu menutupi kegembiraannya seusai membawa tim dari Negeri Paman Sam itu merengkuh gelar Gold Cup kelimanya.
“Tim [Amerika Serikat] ingin mengirim sinyal yang terbaik di grup Concacaf dan hasil ini [final Gold Cup] membuktikannya, setidaknya hari ini,” kata Klinsman.