by Martin Sihombing Jibi Bisnis - Espos.id Sport - Senin, 24 November 2014 - 10:10 WIB
Harianregional.com, JAKARTA -- Indonesia berpeluang mengatasi perlawanan Filipina, pada partai kedua di Grup A Piala AFF 2014 di Stadion My Dinh Hanoi, Vietnam melawan Filipina, Selasa (25/11/2014).
Rekor pertemuan yang belum pernah kalah, hanya seri dua kali dan menang 19 kali, bukan menjadi alasan utama. Lebih dari itu, tidak meratanya kekuatan Filipina, membuat Indonesia mampu mematahkan perlawanan Filipina.
Filipina hanya banyak mengandalkan pemain naturalisasi seperti kapten Younghousband. Selebihnya, materi yang asali kelahiran Filipina, tidak memilik skill yang sepadan dengan para pemain naturalisasi mereka. Itu yang menyebabkan, Filipina kerap menemui kesulitan jika menghadapi tim besar Asean seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Indonesia.
Jika peringkat Filipina jauh lebih baik dari Indonesia, semata, jadwal uji coba mereka di pentas internasional jauh lebih banyak dari yang dilakukan Indonesia.
Kini, mampukah Van Dijk menjadi 'subur'? Semua bergantung kepada pola permainan yang diramu oleh Alfred Riedl. Indonesia kesulitan menghasilkan gol yang dirancang saat melawan Vietnam. Itu lantaran, bola selalu ingin cepat diarahkan kepada Van Dijk. Zamru, Lestusen, M.Ridwan selalu ingin cepat melakukan long passing atau fast break dengan long passing ke Van DIjk. Pola ini, dengan lawan seperti Vietnam, mudah dipatahkan. Mereka cukup mematikan Van DIjk dengan menempatkan satu pemain untuk mengawalnya.
Indonesia berpeluang menang jika mampu menguasai lini tengah. Pemain seperti Evan Dimas, Firman Utina, Boas Salossa mungkin lebih tepat untuk lawan seperti Filipina. Sebab, mereka lebih baik dalam menguasai lapangan tengah dan saat melakukan penetrasi.