Musim ini, Zapata hanya hanya mendapat kesempatan enam kali tampil sebagai starter player untuk skuat berjuluk Rossoneri itu. Dia juga hanya dua kali turun sebagai pemain cadangan dan bahkan tak tercantum dalam skuat Inzaghi itu dalam laga melawan Cesena, Oktober lalu.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Akan tetapi, pemain berusia 28 tahun itu kembali tampil gemilang dalam derby kontra Inter Milan yang berakhir imbang 1-1. “Untuk kembali ke kondisi terbaik, Anda harus bermain dengan rutin, tapi saya tidak memiliki kesempatan itu kali ini,” kata Zapata, seperti dilansir Football Italia, Kamis (27/11).
“Ini adalah situasi yang sulit untuk ditangani, saat Anda mungkin hanya bermain di satu laga tanpa ada kepastian akan kembali dipasang di pertandingan selanjutnya. Saya harus jujur, meski saya tahu tentu sulit mengelola 28 pemain,” imbuh dia.
Kendati kecewa karena hanya diparkir di bangku cadangan, Zapata mengakui kebolehan Inzaghi dalam meramu strategi tim. Saat ini, Milan masih menduduki peringkat ketujuh klasemen Seri-A dengan raihan 18 poin.
“Inzaghi bekerja dengan baik. Tentu saja, semua pemain menyadari banyak hal yang bisa dia tingkatkan, tapi dia harus membawa kami ke papan atas klasemen lagi. Saya harap bisa kembali di skuat utama tim ini karena sulit mendapatkan ritme bermain jika jarang bertanding,” ujar pemain berpaspor Kolombia itu.
Milan bakal berhadapan dengan Udinese di Stadion San Siro, Minggu (30/11) malam WIB. Zapata sangat berharap kembali dicantumkan dalam daftar starting XI saat menjamu Udinese nanti. Jika diturunkan, dia berjanji bakal tampil maksimal untuk meraih kemenangan. Akan tetapi, dengan rotasi pemain yang kerap diterapkan Inzaghi, dia merasa timnya bakal sulit menemukan performa terbaik.
“Sekarang, kami harus mulai menang, karena hanya dengan kemenangan Anda bisa mendapatkan tempat di Liga Champions musim depan. Kami merasa kesulitan karena terlalu sering mengubah susunan pemain dan formasi. Saya rasa kami paling ganas saat menggunakan pola 4-3-3,” tandas Zapata.
“Lini pertahanan paling sering tidak sama, dan saat Anda mengganti personel sangat sulit menemukan keseimbangan yang pas. Kami kebobolan banyak gol karena bek tengah berkali-kali diganti,” imbuh dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)