by Ponco Suseno Jibi Solopos - Espos.id Sport - Jumat, 22 Maret 2013 - 23:37 WIB
SOLO –Rapat seluruh CEO tim yang bernaung di bawah LPIS di Jakarta, Kamis (21/3) petang memutuskan kompetisi DU LPIS tetap berlanjut.
“Hasil sementara, kompetisi DU LPIS tetap lanjut. Saat ini, zamannya sudah tidak bisa dibohongi lagi bahwa verifikasi di AFC harus meliputi lima aspek, di antaranya legalitas, finansial, infrastruktur, supporting tim. Misalnya, ada tim yang tidak mematuhi persyaratan itu bisa gugur dengan sendirinya. Jadi, kompetisi di LPIS nanti tetap mengacu pada sistem promosi dan degradasi,” kata Ruhban.
Terpisah, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo memang tak melarang eksistensi Persis LPIS. Mantan Ketum Persis itu hanya mewanti-wanti kepada pengurus untuk menyiapkan jumlah anggaran ideal yang dibutuhkan dalam satu musim di awal kompetisi. Tujuannya, guna menghindari kejadian memalukan, seperti keterlambatan membayar gaji pemain dan biaya operasional tim.
Rudy, sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo, mengatakan Persis secara organisasi sampai saat sekarang masih solid. Sebagai pencinta sepak bola di Kota Bengawan, dirinya memang berharap Persis tetap menjadi satu ke depan.
“Soal Persis, saya sudah menyampaikan ke masing-masing manajemen, baik Persis PT LI ataupun Persis LPIS. Untuk yang ikut di DU PT LI, silakan jalan terus tapi tetap mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan biaya operasional dan gaji pemain. Jangan sampai hal-hal yang memalukan seperti kemarin terulang kembali. Untuk Persis LPIS, kalau tidak ada dana di awal, mohon dipertimbangkan terlebih dahulu,” kata Rudy saat ditemui wartawan seusai acara ground breaking Gedung Bank Mandiri Solo, Kamis.
Apa yang disampaikan Rudy tersebut mengacu pada hasil KLB PSSI yang memutuskan kompetisi sepak bola di Indonesia tahun 2014 hanya diikuti 22 tim. Tim peserta itu berasal dari 18 tim ISL dan empat tim IPL. Dengan demikian, tim yang tak ditopang dana yang kuat, otomatis akan sulit memenuhi persyaratan yang diajukan Rudy.
“Mestinya, masing-masing tim harus bisa membaca hal tersebut [hasil KLB]. Saya hanya berharap ke depan, semoga kompetisi nanti jangan hanya bersifat profesional. Kompetisi amatir juga harus dipikirkan,” kata mantan anggota Komite Normalisasi (KN) itu.