Esposin, SOLO — Tim sofbol putri Papua menjadi runner-up setelah kalah dari Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan skor 4-1 dalam grand final Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 di Lapangan Teuku Umar Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (8/9/2024).
Menempati posisi juara kedua, tim sofbol putri Papua sempat menolak pengalungan medali perak. Mereka menuding ada ketidakadilan dalam pertandingan melawan Sultra.
Promosi Didukung BRI, Usaha Pisang Sale Mades di Parigi Sulteng Makin Berkembang
"Kami kecewa karena ada pemain lawan (Sultra) yang sudah melewati batas usia 23 tahun, tapi bisa bermain," kata Ofisial Kontingen Sofbol putri Papua Aiyub Woisiri kepada wartawan di Aceh Barat.
Menurutnya, jika PB-PON atau PB Perbasasi tidak mengambil sikap terkait hal ini, maka pihaknya tidak akan menerima pengalungan medali, dan menolak menandatangani berita acara pertandingan.
"Sudah jelas, U-23 per 1 September itu tidak boleh main. Yang boleh main adalah pemain yang berusia 22 tahun, tidak lebih dari 23 tahun," kata Aiyub.
Ia mengatakan, persoalan ini diharapkan dapat menjadi catatan dan pelajaran kepada semua pihak, khususnya tentang usia pemain yang diperbolehkan ikut bermain di ajang PON.
Meski mengaku kalah, Aiyub mengatakan pihaknya bangga karena dari bisa masuk ke babak grand final PON Aceh-Sumut 2024.
Sementara itu, Humas PB Perbasasi, Andy Lumowa yang dikonfirmasi wartawan di Meulaboh, Aceh Barat mengatakan protes yang dilayangkan oleh ofisial Papua hanya masalah teknis saja.
“Sudah ada pihak yang menangani, ditangani PB-PON,” katanya.
Andy Lumowa mengatakan persoalan protes tersebut hanya sebuah kesalahpahaman saja, dan sejauh ini tidak ada kendala berarti.
Ia mengatakan, jika nantinya ada perkembangan terbaru terkait protes tersebut, PB Perbasasi juga akan menyampaikan perkembangan tersebut kepada media, katanya.