by Farida Trisnaningtyas Jibi Solopos - Espos.id Sport - Selasa, 15 Desember 2015 - 12:30 WIB
Esposin, LOS ANGELES — Madison Keys memutuskan untuk berpisah dengan sang pelatih, Lindsay Davenport, lantaran ingin lebih berprestasi di musim depan. Maklum Davenport selama ini hanya mampu mendampingi petenis ranking ke-18 dunia itu paruh waktu. Sedangkan Keys menginginkan mentor penuh demi mendongkrak performa dalam berbagai turnamen.
Sebenarnya Davenport berkomitmen membantu Keys. Hanya, juara grand slam tiga kali itu mesti mendahulukan keluarga. Selain itu, ia juga berperan sebagai komentator tenis di sebuah media. Dengan demikian, ia tak bisa terus menerus berada di samping Keys.
“Saya menginginkan seseorang yang berada di samping saya setiap hari saat turnamen. Lindsay memang sangat membantu saya sejak tahun lalu. Kami juga sudah melakukan banyak hal. Tapi, ini jauh dari yang diinginkan. Bagaimana pun kami masih dekat,” ujar Keys, dilansir Wtatennis.com, Senin (14/12/2015).
Petenis muda asal Amerika Serikat itu sebenarnya sayang mesti melepas mantan petenis nomor satu dunia tersebut. Selama ini Davenport lah yang membantu Keys hingga bisa bertengger sebagai petenis nomor 18 dunia di usia yang masih 20 tahun.
Keys lalu menunjuk mantan petenis, Jesse Levine, sebagai mentor penuh untuk musim 2016. Levine mencapai peringkat terbaik tenis di posisi ke-69 dunia di musim 2012. Keduanya sudah saling mengenal sejak berlatih di Evert Tennis Academy, di Boca Raton, Florida. Ide untuk mengikat kerja sama ini datang dari agen Keys, Max Eisenbud.
“Dia mengajari saya banyak hal seperti soal forehand. Saya bahkan tak bisa memukul di atas kepala seperti yang dilakukan Rafa [Rafael Nadal],” imbuh Keys.
Keys untuk kali pertama masuk ke jajaran top 20 dunia di musim ini. Catatan terbaiknya adalah jadi runner up WTA Charleston lantaran kalah dari Angelique Kerber di final. Selain itu, ia juga kali pertama mampu menembus semifinal Grand Slam Australian Open sebelum disingkirkan Serena Williams.