Musim 2014 ini menandai 15 tahun kiprah Rossi di kelas tertinggi ajang balap MotoGP. Dia pernah begitu merajai. Mulai promosi pada musim 2000, total tujuh titel juara dunia digondol, yang turut mengantarkan label legendaris untuknya.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Nah, musim ini disebut-sebut sebagai musim penentunya. Bukan apa-apa, kontraknya bersama Yamaha akan habis di akhir kompetisi nanti. Kendatipun mengungkapkan harapannya untuk lanjut setidaknya dua tahun lagi, pengusung nomor balap 46 itu juga mengakui bahwa dirinya harus kompetitif untuk bisa mendapatkan perpanjangan kontrak
"Ya. Aku selalu bilang ingin lanjut. (Aku ingin) Dua tahun lagi. Jika aku kompetitif, aku akan lanjut," kata Rossi di Crash seperti dikutip detiksport.
Lalu bagaimana peluang Rossi di musim ini? Hasil-hasil sepanjang tes pramusim yang digelar di sirkuit Sepang dan Phillip Island menunjukkan YZR-M1 tahun ini cukup kompetitif, yang membuatnya cukup antusias dan optimistis.
Dalam tiga kali tes, tercatat selisihnya yang paling jauh dengan pebalap tercepat adalah 0.566 detik. Lima dari sembilan kali uji coba bahkan Rossi selalu berada di tiga besar, di mana satu kali menjadi yang tercepat.
Namun bagaimanapun juga, catatan ini bukan sebuah indikator pasti di balapan sesungguhnya nanti. Sebagai sosok yang mewakili generasi lama, Rossi jelas harus bisa menaklukkan agresivitas pembalap-pembalap yang lebih muda seperti Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa untuk menjadi yang terdepan.
Andaikata nanti memang tetap tak sanggup bersaing, mungkin ada baiknya Rossi berhenti memburu titel kedelapan. Seluruh gelar dan rekornya seharusnya lebih kali dari sekadar cukup untuk jadi alasan pensiun.
Plus dia bisa fokus ke pembinaan pembalap muda, lewat tim Sky-VR46 miliknya yang akan berlaga di kelas Moto3 dan sekolah balap VR46 Riders Academy yang didirikannya. Lagipula, namanya terlalu besar untuk terus diasapi lawan-lawannya.