Akhir bulan lalu tim asal Inggris ini hanya mampu finis terbaik di urutan keenam lewat Jenson Button. Sedangkan sang debutan Kevin Magnussen yang sempat memukau di GP Australia harus puas di peringkat kesembilan.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Padahal duo McLaren ini begitu ganas di Albert Park, Melbourne. Bahkan, Magnussen yang merupakan anak baru di balapan jet darat ini berhasil naik podium di peringkat tiga sebelum akhirnya naik ke nomor dua lantaran pembalap Red Bull, Daniel Ricciardo, yang finis kedua didiskualifikasi. Hasil ini semula menempatkan McLaren sebagai penguasa konstruktor. Akan tetapi, peruntungan itu berubah di Sepang. Gagal naik podium dan tak bisa menembus lima besar membuat McLaren digusur Mercedes yang dominan di GP Malaysia. Meskipun demikian, skuat asal Woking, Inggris, ini yakin keberuntungannya masih akan berlanjut di Bahrain nanti seiring dengan perbaikan yang dilakukan tim pada mobil mereka, MP4-29.
“Melbourne membuat kami sangat senang. Akan tetapi, kami tahu para rival bakal melakukan apapun untuk mobil mereka, terutama soal elektronik,” ujar Direktur Balap McLaren, Eric Boullier, seperti dilansir Autosport, Rabu (2/4) WIB. Menurutnya, hasil buruk di GP Malaysia dipengaruhi berbagai faktor. Cuaca yang panas tapi lembab sangat berefek pada kondisi mobil. Hal ini membuat daya downforce pada mobil menurun lantaran panasnya ban karena cuaca.
“Reliabilitas bukanlah isu utama di Malaysia. Memang strategi kami soal ini berjalan baik di Melbourne lalu. Sayang, di Sepang kami sedikit sial. Kami harus bertindak lebih agresif lagi demi mendapatkan mobil yang bagus,” imbuhnya.
Sementara itu, Boullier juga menaruh kepercayaan tinggi terhadap anak barunya, Magnussen. Pembalap baru jebolan Formula Renault 3.5 ini meraih pelajaran berharga saat mendapat hukuman penalti lima detik setelah menabrak bagian belakang mobil Kimi Raikkonen di Malaysia. Alhasil, pembalap Denmark harus puas di peringkat kesembilan.
“Dia sangat terbuka, semua yang saya katakan dianggap nasihat olehnya. Saya sangat berhati-hati mengawasinya. Mulai dari psikologisnya dan cara dia berpikir. Saya terkadang mengunci dia satu hari dalam sepekan agar tidak kemana-mana,” pungkasnya. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)