Harianjogja.com, JOGJA - PT Gelora Tri Semesta (GTS) akhirnya menjatuhkan sanksi kepada PSIM Jogja terkait dengan kericuhan antarpendukung saat melawan PSCS Cilacap, di Stadion Sultan Agung, Bantul, beberapa waktu lalu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Sanksi yang dijatuhkan oleh operator ISC B 2016 terhadap PSIM bukan berupa laga usiran, namun denda senilai Rp25 juta.
"Kami sudah mendapatkan surat dari PT GTS dan sanksinya berupa denda Rp25 juta," ujar Sekretaris PSIM Jarot Sri Kastawa kepada Harianjogja.com, Jumat (21/10/2016) malam.
Menurut Jarot, sanksi yang diterima oleh PSIM kali ini adalah kali kedua dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, manajemen Laskar Mataram sempat mendapatkan denda sebesar Rp10 juta karena ulah suporter menyalakan cerawat di kandang Perssu Sumenep di babak 16 besar ISC B. Denda tersebut akhirnya dibayarkan oleh manajemen melalui potongan subsidi dari PT GTS untuk tim.
Sementara untuk denda kali ini, Jarot mengungkapkan, pihaknya berharap agar bisa dibayarkan dari pemotongan subsidi dari PT GTS. Sebab, jika tidak dipotongkan dari dana subsidi, dipastikan manajemen kesulitan membayarkan denda tersebut.
"Jelas ini menambah beban berat untuk manajemen. Padahal, denda ini maksimal dibayarkan tujuh hari usai sanksi dijatuhkan," ucap Jarot.
Oleh karena itu, Jarot berharap agar semua pendukung PSIM untuk lebih dewasa. Manajemen tidak ingin kejadian kericuhan dan tindakan yang merugikan tim kembali terjadi "Sebab, tim dan manajemen nantinya kena imbasnya juga," harap Jarot.
Sebagaimana diketahui, kericuhan antarpendukung Laskar Mataram sempat terjadi saat Sunni Hisbullah dan kawan-kawan mengalahkan Laskar Nusakambangan dengan skor 3-1, beberapa waktu lalu. Akibat kericuhan, beberapa penonton dan aparat kepolisian harus mendapatkan perawatan karena terkena lemparan batu dan gas air mata.