Esposin, SOLO - Persoalan kandang Persis Solo mendapat perhatian dari mantan Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan. Lelaki yang kini menjadi penasehat Pasoepati itu menilai akar masalah itu terjadi lantaran terjadi komunikasi yang tidak lancar antara manajemen Persis dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Laskar Sambernyawa berniat menggunakan Stadion Manahan untuk mengarungi Liga 2 Indonesia musim kompetisi 2020. Namun, hal itu belum bisa dipastikan karena sejumlah kendala seperti belum adanya penyerahan proyek berbiaya Rp317 miliar dari KemenPUPR kepada Pemkot Solo.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pengusutan Keraton Agung Sejagat Libatkan Guru Besar Undip
Suporter Persis akhirnya beramai-ramai menggalang dukungan melalui media sosial mendesak agar pihak terkait segera memberikan kepastian izin penggunaan Stadion Manahan. Seandainya tak bisa dipakai, Persis diharap segera mencari alternatif stadion lain seperti menggunakan Stadion Sriwedari.
Ginda menilai manajemen Persis hendaknya segera menempuh langkah prosedural terkait permohonan izin penggunaan Stadion Manahan. Ia mengatakan selama ini langkah itu belum dilalui oleh Persis.
“Sebaiknya Persis mengajukan permohonan secara resmi atau meminta audiensi. Saya lihat, lapangan stadion memang sudah jadi, tapi infrastruktur lain masih dalam proses. Saya belum tahu itu sebenarnya sudah selesai atau belum [proyek Stadion Manahan],” ungkap anggota DPRD Solo tersebut saat ditemui Esposin, Jumat (17/1/2020).
Menurutnya, dengan melalui prosedur tersebut, publik menjadi paham dengan duduk permasalahan. Pemkot punya kewajiban menjawab surat resmi yang sudah diajukan Persis. “Misalnya ada jawaban resmi kalau Stadion Manahan belum diserahkan oleh pusat atau bagaimana,” paparnya.
KA Pengangkut BBM Tabrak Truk Tabung Gas di Nganjuk
Terlebih, Stadion Manahan akan menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20 2021 mendatang. Berbagai persiapan di stadion sudah pasti dilakukan untuk menyambut event akbar sepak bola tersebut.
“Informasi terahir yang saya terima, beberapa klub rela pindah ke stadion lain karena stadion utama mereka ditunjuk sebagai venue Piala Dunia U-20. Saya berharap publik tidak berburuk sangka. Kuncinya ada di komunikasi dua pihak agar ada solusi paling baik,” kata dia.