by Newswire - Espos.id Sport - Minggu, 14 April 2024 - 16:02 WIB
Esposin, JAKARTA – Dua klub wakil Indonesia menorehkan statistik tertatas dalam Kualifikasi Basketball Champions League (BCL) Asia 2024. Prawira Harum Bandung dan Pelita Jaya yang merupakan juara dan runner up IBL 2023 ini sebelumnya lolos ke putaran kedua kompetisi tersebut.
Prawira yang menjalani empat laga di kualifikasi putaran pertama dengan tiga menang dan satu kalah, mencuri perhatian klub bola basket Asia lainnya dengan statistik dalam urusan mencetak poin. Baik poin tertinggi, maupun dari senjata andalan mereka: tembakan tripoin.
Pebasket asal Dominika ini tak hanya memberikan umpan kepada Prawira Harum Bandung, ia juga berhasil mencetak poin dengan efisien dengan persentase akurasi tembakan hingga 50,7 persen dari permainan terbuka atau field goals. Dari garis tiga angka, Francis mencatat akurasi 35,3 persen, dan akurasi tembakan free throw mencapai 84,4 persen.
Pebasket asal Dominika ini tak hanya memberikan umpan kepada Prawira Harum Bandung, ia juga berhasil mencetak poin dengan efisien dengan persentase akurasi tembakan hingga 50,7 persen dari permainan terbuka atau field goals. Dari garis tiga angka, Francis mencatat akurasi 35,3 persen, dan akurasi tembakan free throw mencapai 84,4 persen.
Poin tertinggi Francis di turnamen ini adalah 31 poin saat Prawira melawan NS Matrix Deers. Catatan angka tertinggi Itu juga imbang dengan Taishaun Johnson dari Deers di gim yang sama, untuk jumlah poin terbanyak yang dicetak dalam satu gim dalam waktu permainan reguler.
Namun jumlah poin terbanyak yang dicetak dalam satu pertandingan secara keseluruhan kompetisi, Francis berada di urutan ketiga, hanya terpaut tiga poin oleh Freddie Lish dari Hi-Tech Basketball Club dan Divine Myles dari Ulaanbaatar Xac Bronco yang keduanya mencetak 34 poin. Akan tetapi, 34 poin dari Lish dan Myles dibuatnya dalam laga dengan babak perpanjangan waktu atau overtime.
Namun Prawira memimpin semua tim dengan akurasi tembakan tiga angka terbaik, yaitu 42,9 persen. Sementara tidak ada tim lain dari tujuh klub peserta kompetisi lainnya yang mampu menembak dengan akurasi tripoin lebih tinggi dari 39 persen.
Yang memikul sebagian besar tembakan tajam itu adalah pemain bintang andalan Tim Nasional Indonesia Yudha Saputera. Pemain berusia 25 tahun dengan tinggi 175 cm ini memimpin seluruh pemain dengan 15 lemparan tiga dan melakukannya hanya dalam 26 kali percobaan. Dengan begitu, akurasi tembakan tripoin dari Yudha menghasilkan persentase sebesar 57,7 persen.
Yudha berada di peringkat ketiga di antara semua pemain yang mencatatkan akurasi tripoin teratas dalam kompetisi. Sementara hanya ada dua pemain lain di bawah Yudha yang berhasil melakukan tembakan tripoin lebih dari 10 kali, yaitu Freddie Lish dari Hi-Tech dengan 12 tripoin, dan rekan satu tim asal Bandung yaitu Hans Abraham dari Prawira dengan 10 tembakan tiga angka.
Tidak cukup sampai di situ, catatan dalam urusan tripoin juga masih dipegang oleh Prawira untuk kategori lemparan tiga angka terbanyak dalam satu pertandingan. Dialah Indra Muhamad dari Prawira Harum Bandung yang mencatatkan 6 kali tembakan tiga angka saat melawan NS Matrix Deers.
Pelita Jaya yang menyapu bersih tiga laga dengan kemenangan dan langsung dinyatakan lolos Kualifikasi BCL Asia 2024 Putaran Kedua. PJ dinobatkan sebagai juara Grup B dengan tiga kemenangan dalam tiga laga. Hal yang sama juga dilakukan oleh Hong Kong Eastern di Grup A.
Baik Hong Kong Eastern dan Pelita Jaya menyelesaikan kualifikasi putaran pertama sebagai pemuncak grup mereka. Mereka juga merupakan dua tim yang memberikan jumlah poin paling sedikit kepada lawannya, hanya berselisih 2 poin di antara kedua tim.
Pelita Jaya adalah tim yang paling sedikit memberikan poin kepada tim lawan, yaitu hanya kebobolan 228 angka, sementara Eastern kebobolan 230 poin dari tiga laga. Namun Pelita Jaya lebih baik dalam menahan lawannya dengan persentase tembakan atau field-goal yang lebih rendah dari semua tim, yaitu hanya 38,7 persen. Tidak ada tim lain yang membuat lawannya berhasil menembak dengan akurasi lebih rendah dari 40 persen.