Harianjogja.com, SEMARANG -- Mantan juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) WBA Chris John sedang melihat peluang untuk bisa menggelar pertandingan tinju tingkat nasional.
"Saya sedang melihat peluang untuk bisa membuat acara pertandingan tinju," kata Chris John yang semasa bertinju memiliki julukan The Dragon ketika dihubungi di Semarang, Senin (8/9/2014).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Chris John yang semasa jadi petinju memiliki rekor bertarung 48 kali menang (22 di antaranya dengan KO), tiga kali seri, dan sekali kalah tersebut mengatakan mudah-mudahan nantinya ada sponsor yang peduli akan perkembangan olahraga tinju di Tanah Air.
Ketika ditanya kesibukan sehari-hari selepas tidak menjadi petinju, suami mantan atlet wushu Jateng Anna Maria Megawati tersebut mengatakan kalau sehari-hari menjalankan fungsinya sebagai ayah rumah tangga.
"Saya juga menjalankan bisnis asuransi bersama dengan istri saya. Saya hanya membantu-bantu istri menjalankan asuransi," kata Chris John yang sempat memegang gelar juara dunia kelas bulu WBA sekitar 10 tahun lebih.
Menurut ayah dari Maria Lune Ferisha dan Maria Rosa Christiani tersebut, dalam bisnis asuransi ini dirinya bertindak sebagai motivator. "Ini saya baru pulang menjadi motivator asuransi," katanya.
Chris John menjadi juara dunia pertama kali ketika menang atas petinju Kolombia Oscar Leon dalam pertarungan ad-interim di Bali, 26 September 2003. Setelah itu yang bersangkutan berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak 18 kali.
Bahkan Chris John sempat memegang gelar Super Champions kelas bulu WBA setelah berhasil mempertahankan gelarnya 10 kali tanpa putus. Usai mengalahkan petinju Jepang Hiroyuki Enoki, 24 November 2008 yang bersangkutan mendapat gelar tersebut dari WBA.
Gelar juara dunia tersebut akhirnya lepas setelah dikalahkan petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Australia, 6 Desember 2013. Kemudian awal 2014 memutuskan untuk menggundurkan diri dari dunia tinju.
Menyinggung soal juara dunia tinju kelas ringan IBO Daud Yordan yang merasa khawatir kehilangan gelar karena sampai kini belum ada kejelasan soal jadwal pertarungan untuk mempertahankan gelarnya, dia mengatakan, terus terang dirinya memang merasa prihatin dengan kondisi tersebut.
Sekarang ini, lanjutnya, dia (Daud Yordan) satu-satunya petinju Indonesia yang menjadi juara dunia. "Terus terang saya prihatin dengan kondisi tersebut dan mudah-mudahan ada dari berbagai pihak yang membantu agar bisa bertarung untuk mempertahankan gelarnya," katanya.