GP Korea ini direncanakan akan digelar di Sirkuit Yeongam yang sempat menjadi tuan rumah F1 musim 2010 hingga 2013. Rumor yang beredar masuknya seri ini lebih dikarenakan regulasi mesin. Dalam pasal 28.4 a) Sporting Regulation Formula 1 disebutkan pembalap dibatasi menggunakan empat mesin dalam satu musim. Lima mesin baru bisa digunakan ketika jumlah seri balapan di satu musim melebihi 20 dari yang sudah direncanakan.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Perencanaan ini semakin memunculkan tanda tanya lantaran penyelenggara mengaku tak diajak bicara oleh FIA atau pun F1. Padahal status mereka nantinya adalah tuan rumah.
“Kami tak mendapat pemberitahuan sebelumnya. FIA hanya mengumumkannya. Meskipun kami sudah mengatakan posisi kami sekarang sulit untuk menggelar balapan musim depan. Kami sudah mempertimbangkan begitu banyaknya hal negatif terkait besarnya biaya yang harus kami keluarkan untuk event ini. Negosiasi sudah dilakukan untuk merevisi kontrak dalam usaha mengurangi beban finansial, tapi sejauh ini hal itu belum mendapatkan hasil,” ungkap seorang pihak penyelenggara, dilansir Planet F1, Senin (8/12).
Sebelumnya, seri pembuka F1 2015 akan dimulai seperti musim-musim sebelumnya, yakni di Australia tepatnya di sirkuit jalanan Albert Park pada 15 Maret 2015 mendatang. Sedangkan seri penutup juga menjadi milik GP Abu Dhabi seperti musim ini.
Sementara itu, GP Korea dijadwalkan hanya selang sepekan sebelum seri balapan tradisional Eropa dimulai dengan tiba di Spanyol, 10 Mei 2015. Akan tetapi, rencana ini disangsikan lantaran butuh waktu yang tak sedikit untuk memindahkan semua properti F1 dari Asia ke daratan Eropa.
Sebelum Korea masuk kalender F1 2015, sebenarnya jarak seri Asia ke Eropa cukup panjang, yakni tiga pekan. GP Bahrain pada 19 April 2015 akan jadi seri terakhir Asia lalu terbang ke Eropa pada 10 Mei. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)