Esposin, PARIS -- Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengakui mereka sangat tegang saat kalah dari unggulan pertama asal Cina, Liang Wei Keng/Wang Chang di perempatfinal Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8/2024) WIB.
Fajar/Rian kalah dari unggulan pertama melalui dua gim langsung dengan skor sengit 22-24, 22-20 dalam olimpiade pertama yang mereka ikuti.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Tidak ada atlet yang mau kalah dan kami kecewa. Memang tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja kami bermain di Olimpiade berikutnya tapi kami realistis, umurnya tidak muda lagi jadi kami patut bersyukur bisa bermain di Olimpiade pertama ini. Apapun hasilnya, kami sudah maksimal,” ungkap Fajar, dikutip Esposin dari Antara.
Fajar/Rian mengakui Liang/Wang bermain baik, meskipun mereka sudah berupaya melancarkan strategi yang sebelumnya telah disiapkan.
Namun rentetan kesalahan sendiri lantaran kurang tenang dalam bermain, dan membuat keunggulan berbalik untuk lawan.
“Kami sebenarnya sudah mencoba dengan strategi yang disiapkan. Lebih banyak menyerang di gim kedua dan kami bisa unggul beberapa poin tapi kami belum bisa menyelesaikan dengan kemenangan. Beberapa kali kami kalah di poin-poin seperti ini dengan mereka, itu masih menjadi pekerjaan rumah kami,” kata Rian.
“Lawan lebih yakin di akhir-akhir poin, kami sudah mencoba melawan tapi kami malah melakukan kesalahan-kesalahan sendiri,” ujar Fajar.
Saat disinggung apakah kekalahan ini karena faktor rasa tegang dari debut Olimpiade mereka, juara bertahan All England Open itu mengatakan memang cukup sulit untuk mengontrol rasa gugup tersebut.
“Olimpiade pertama ini tidak mudah, kami baru merasakan atmosfernya. Dari awal-awal pun tidak mudah, kami merasakan bagaimana tegangnya pas masuk lapangan,” kata Rian.
“Semua atlet pasti mau tampil 100 persen, tapi di dalam lapangan pasti ada rasa tegang dan lain-lainnya, itu yang belum bisa diatasi. Ini Olimpiade pertama kami, kami sudah coba lebih tenang, lebih rileks dan banyak berdiskusi dengan pelatih, dengan tim psikolog tapi di lapangan memang ada aura yang berbeda,” imbuh Fajar.
Dengan kekalahan ini, maka dipastikan bahwa Indonesia masih belum bisa memenangi medali Olimpiade dari bulu tangkis sektor ganda putra sejak Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olimpiade Beijing 2008.