“Secara keseluruhan hasil yang dicapai pemain Indonesia cukup baik, walaupun ada beberapa yang targetnya belum tercapai seperti ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Namun, sektor ganda putri juga mencatat prestasi cukup baik lewat pasangan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris yang mengalahkan unggulan pertama dari Tiongkok,” ungkap Manajer Tim Indonesia, Lius Pongoh, dilansir badmintonindonesia.org, Senin (1/9/2014) WIB.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Menurutnya, di tunggal putra sejak awal Tommy Sugiarto memang menjadi andalan. Target Tommy minimal ke babak semifinal dan dia sudah mencapai target tersebut. Akan tetapi, dari lima wakil yang lolos ke perempat final, pihaknya sebetulnya berharap setidaknya ada dua utusan yang menembus semifinal.
Selain itu, ia menilai sebenarnya Tommy punya peluang untuk rubber game saat menghadapi Chen Long. Sayangnya, ia harus terpeleset di game kedua. Di samping itu, ia menyesalkan keputusan wasit yang menolak permintaan Tommy agar lapangannya dikeringkan.
“Greysia/Nitya juga sebetulnya punya peluang saat melawan Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda. Kalau melawan pasangan Jepang intinya jangan membuat kesalahan sendiri, tetapi ini malah mati-mati sendiri,” imbuhnya.
Sedangkan penampilan Anggia/Della di turnamen ini dinilai cukup baik. Kedua pemain ini dianggap punya prospek ke depannya. Akan tetapi, ganda putra, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, juga belum maksimal. Keduanya terlihat bermain di bawah tekanan. Sementara Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan kurang berani dan tak percaya diri.
“Penampilan Bellaetrix [Manuputty] tidak seperti biasanya. Awalnya kami mengira dia sedang sakit atau cedera, ternyata memang dia mengaku tidak bisa mengeluarkan kemampuannya. Linda [Wenifanetri] pun kemampuan tekniknya sama seperti Bella, tetapi kakinya agak berat jika dapat bola di belakang, dia sering terlambat kembali ke depan lapangan,” jelasnya. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)