Arya/Kevin ditekuk pasangan Cina Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 16-21, 12-21. Pertandingan ini sempat diwarnai insiden kesalahan servis yang mengganggu konsentrasi pasangan muda andalan Indonesia ini.
Sebanyak empat kali servis Arya/Kevin dinyatakan fault oleh hakim servis. “Kami sangat terganggu dengan kejadian ini, mainnya jadi tambah tidak enak. Kami jadi kepikiran servis terus karena takut salah, jadi tidak siap dengan pengembalian lawan,” ujar Kevin dilansir badmintonindonesia.org, Sabtu.
“Menurut saya lawan tidak terlalu berbahaya. Jika main normal kami yakin menang,” imbuh dia.
Kekalahan ini sangat memukul ganda putra unggulan pertama ini. Arya/Kevin mengaku menyesali kekalahan ini mengingat mereka menjadi satu-satunya wakil Merah-Putih yang tersisa di kejuaraan ini. "Saya pribadi merasa kesal sekali. Sejak di pertandingan beregu, hakim servis ini selalu menyalahkan servis saya,” sebut Kevin.
“Tadi waktu siap-siap masuk lapangan, saya sempat kepikiran kenapa service judge nya dia lagi? Saya sampai tanya sama dia bagaimana servis yang benar, tapi dia tidak menjawab,” sambung pemain kelahiran Bayuwangi, 2 Agustus 1995 ini.
Meski merasa dirugikan dengan keputusan hakim servis, Arya/Kevin tidak tampil dalam performa terbaik mereka. Banyak bola yang tidak sulit namun tidak mampu dikembalikan mereka. Pelatih ganda putra Indonesia, Chafidz Yusuf, memandang hal itu terjadi karena fokus Arya/Kevin terganggu akibat servis mereka beberapa kali disalahkan.
“Arya/Kevin secara teknis jelas lebih unggul, pasangan Cina ini tidak berbahaya, mereka hanya lebih bermain aman. Karena beberapa kali disalahkan servisnya, Arya jadi grogi dan Kevin fokusnya terganggu. Apalagi mereka pemain junior yang masih belum banyak pengalaman soal ini,” kata Chafidz.
“Sebagai pelatih kami pun tahu mana servis yang salah. Jika salah pasti kami akan mengingatkan pemain untuk membetulkan servisnya. Bahkan pelatih Cina tadi juga mengatakan ke saya bahwa ini seharusnya tidak boleh terjadi. Ini akan kami jadikan catatan supaya bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi jelang World Junior Championships nanti,” imbuh Chafidz.
Dengan hasil ini berarti Indonesia gagal mempertahankan pencapaian tahun lalu dengan satu gelar. Sebelumnya, Arya meraih gelar di Asia Junior Championship 2012 bersama Edi Subaktiar. (Aeranie Nur Hafnie/JIBI/Solopos)