sport
Langganan

ASEAN PARAGAMES : Atletik Targetkan 40 Medali Emas di Myanmar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id Sport  -  Kamis, 18 Juli 2013 - 00:13 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Atlet paragames lempar lembing (ilustrasi/Burhan Aris)

Advertisement
Esposin, SOLO -- Pelatih atletik Asean Paragames (APG) Indonesia Waluyo menargetkan 40 medali emas dari cabang olah raga yang dia pimpin pada ajang APG Myanmar 2013 mendatang.

“Jika di APG Riau silam kami mampu memperoleh 36 medali emas, APG Myanmar kami target 40 medali emas mampu kita raih,” kata Waluyo, saat ditemui Esposin, di Stadion Sriwedari, Rabu (17/7/2013).

Sebanyak 47 atlet penyandang difabel se-Indonesia antusias mengikuti pemusatan latihan di Stadion Sriwedari, Solo, Rabu sore. Pemusatan latihan yang dilangsungkan hingga enam bulan ke depan itu sebagai persiapan menghadapi ASEAN Para Games (APG) Myanmar mendatang.

Advertisement

Waluyo mengatakan materi latihan di hari perdana, yakni berlatih daya tahan tubuh. Hal itu dilangsungkan hingga Lebaran mendatang. Setelah itu, jajaran pelatih ingin melihat perkembangan kebugaran masing-masing atlet difabel terlebih dahulu sebelum memberi sesi latihan berikutnya.

“Selama bulan puasa, latihan pokok hanya ketahanan tubuh. Setelah itu, lihat perkembangan. Misalanya, kalau yang kurang fisik, akan diberi materi fisik,” katanya.

Waluyo mengatakan jumlah atlet wheelchair di APG mendatang mengalami penyusutan dibandingkan APG Solo. Hal itu disesuaikan dengan kondisi anggaran dan prioritas atlet yang dapat menyumbang medali emas.

Advertisement

“Saat APG Solo, ada delapan atlet difabel wheelchair. Saat ini, hanya ada dua. Melalui dua atlet itu, semoga mereka bisa meraih prestasi. Soal peta kekuatan lawan, Thailand masih menjadi lawan tangguh,” katanya.

Presiden NPC Indonesia, Senny Marbun, menjelaskan selama menjalani pemusatan latihan di Solo, ratusan atlet penyandang difabel diwajibkan mematuhi segala peraturan yang berlaku. Hal itu harus hidup disiplin dalam membagi waktu.

“Nanti akan ada tim pemantau dari NPC. Di sini, kami masih melakukan sistem promosi dan degradasi (Prodeg). Kalau misalnya ada atlet difabel yang melanggar aturan atau menjadi provokator untuk mempengaruhi atlet lain ke hal-hal yang negatif, otomatis akan kami pulangkan,” katanya.(Ponco Suseno/JIBI)

Advertisement
Mulyanto Utomo - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif